Mohon tunggu...
Syakal Hammas
Syakal Hammas Mohon Tunggu... -

H

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?

9 April 2014   13:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita sebagai remaja Indonesia, tentunya tidak asing lagi dengan yang namanya pemilu. Siapa sih yang tidak tahu apa itu pemilu? Pastinya dari kecil juga kita sudah tahu apa itu pemilu, walaupun cuma sekedar tahu. Tapi tidak terasa waktu berlalu, umur pun bertambah, dan tiba saatnya kita untuk memilih. Terus harus gimana? Jangan khawatir, kalian tidak sendiri.

Suasana pemilu di negara kita sebenarnya sudah bisa kita rasakan sejak jauh hari sebelum hari pesta politik itu berlangsung, ya mungkin karena para caleg dan partai berlomba-lomba mendapatkan simpati. Gak salah, tapi cara yang digunakan belum tentu benar juga. Kampanye juga belum bisa dirasa efektif sih. Tapi, semoga saja kelanjutannya bisa kondusif dan tidak terjadi kecurangan, seperti yang kita takutkan melihat keadaan negara kita yang seperti sekarang.

Mungkin kita juga masih agak bingung, mengapa kita harus peduli terhadap pemilu? Padahal mungkin dari lubuk hati kita, kita kadang kurang puas sama keadaan yang ada. Tapi masa sih kita tidak mau negara ini jadi lebih baik? Ya caranya kita bisa merubah negeri lewat pemilu ini. Kalau bukan pemuda yang merubah bangsanya ke arah yang lebih baik, siapa lagi?

Hak pilih yang kita miliki juga sebenarnya sangat penting. Karena setiap suara kita menentukan nasib negara kita. Setiap suara kita juga menentukan siapa saja yang akan mengisi sosok figur yang bertanggung jawab akan kemana arah negara kita. Jadi, jangan sampai negara kita akan hancur, hanya karena remajanya golput. Agak menyedihkan juga kan kalau remaja tidak peduli akan nasib bangsanya selama lima tahun ke depan.

Saat kita akan memilih pada saat pemilu nanti, tentunya kita harus mengenali dulu partai apa yang mewakili aspirasi kita atau kurang lebih cocok dengan kita. Kita bisa lihat dari ideologi partai, visi dan misi yang dibawa partai, kader partai, atau track record partai tersebut. Pokoknya sesuaikan dengan visi kamu untuk negara kita. Pastinya akan ada partai yang kamu rasa cocok kok. Pilih dengan bijak mana dari 12 partai nasional yang ada, yang kamu banget.

Kalau kamu belum tahu pasti bagaimana tata cara memilih, jangan malu untuk bertanya. Minta aja penjelasan dari orang dewasa atau teman kamu yang sudah berpengalaman dalam memilih. Mungkin juga sudah ada yang mengerti walaupun belum pernah memilih. Jangan malu juga berbagi ilmu kepada teman-teman. Apalagi yang sudah pernah jadi pemilih. Karena bisa saja ada yang tidak memilih karena tidak tahu cara memilih, padahal kita juga sudah tahu menggunakan hak pilih kita juga sangat penting.

Sepertinya masih diperlukan sosialisasi kepada remaja pemilih tentang pentingnya pemilu. Namun, seiring perkembangan zaman, sosialisasi bisa lebih mudah dan dapat dilakukan siapapun. Misalnya, penggunaan social media. Penggunaan socmed juga bisa dijadikan sarana untuk mengenalkan pemilu kepada para pemilih pemula. Selain jaringan yang luas, socmed juga bisa menjadi sarana sosialisasi yang efektif, apalagi kalau topik pemilu ini bisa menjadi trend di media sosial. Selain, media sosial, kita juga bisa menggunakan penyuluhan ke setiap sekolah, namun, penyuluhan tersebut harus dikemas menarik agar remaja yang mudah bosan dapat dengan senang hati mengikuti penyuluhan.

Kadang-kadang kita belum tahu kenapa harus ada pemilu, kenapa harus susah-susah datang ke TPS cuma buat menentukan siapa yang akan memegang jabatan. Tapi sesungguhnya pemahaman kita udah salah, karena kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? Ayo kita sukseskan Pemilu 2014 tanggal, 9 April 2014!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun