Mohon tunggu...
Syaiful Anam
Syaiful Anam Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengendalikan atau Menahan

27 Januari 2018   11:49 Diperbarui: 27 Januari 2018   11:51 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nafsu selalu identik dengan keburukan, nafsu selalu identik dengan syeitan, dan nafsu selalu menjadi biang keladi dari segala kejahatan. Kalau kita telaah lebih dalam tidak semua nafsu itu mengarah pada keburukan ada nafsu yang mengarah pada kebaikan. Segala hal yang memotivasi kita berawal dari jalanya nafsu. Melalui nafsu itulah segala yang buruk dan baik  terjadi tinggal kita yang mengolah dan mengaturnya karena kita adalah khalifah. Karena kita sebagai khalifah kita bisa mengatur semau kita entah itu mengendalikan atau menahan nafsu yang ada.

Kalau kita sedang puasa para ustad ditelevisi menganjurkan kita untuk menahan nafsu kita tentu saja yang dimaksud adalah nafsu keburukan bukan kebaikan. Padahal syeitan bisa menyusup kedalam hal baik sekalipun, kalau tidak percaya ada nabi adam dan siti hawa yang menjadi buktinya. Lagi lagi kembali pada diri kita karena kita adalah khalifah yang ditugasi untuk mengatur atau mengendalikan nafsu keburukan dan kebikan yang menjadi tugas kita.

Namanya juga khalifah atau pemimpin tentu terserah dia dong mau mengendalikan atau menahan nafsunya. Kalau mengendalikan itu sama halnya dengan mengatur, hal ini tak ubahnya dengan  seorang manajer yang lebih jelas peranya sebagai khalifah atau pemimpin. Jika menahan seakan-akan kita menolak ciptaan allah yang berupa syeitan, padahal syeitan itu menuji kualitas keimanan kita dan kita disini untuk diuji. 

Mengendalikan nafsu dan menahan nafsu memang berbeda. JIka mengendalikan nafsu kita mengakui jika syeitan itu ciptaan allah dan berupa makhluk gaib. kita sudah diingatkan dalam surat albaqarah bahwa orang bertakwa itu "mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka". Syeitan jin termasuk makhluk yang gaib jadi terciptanya pun lebih dahulu daripada manusia. jadi kalau kita mengusir jin kita sama saja dengan su'ul adzab kepada makhluk allah. 

namun jika kita menahan kita seolah-olah enggan terhadap mahkluk allah, kita seakan akan sombong dan merasa paling kuat sendiri .lalu kita pilih mana mengendalikan atau menahan

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun