Komunitas Clickers yang merupakan Kompasiner yaitu penulis di platform Kompasiana.com mengikuti eduwisata terkait dengan transportasi massal, dalam hal ini MRT (mass rapid transport) yang diindonesiakan jadi Moda Raya Transpor) dengan perjalanan dari Sta MRT HI sampai ke ujung yaitu Sta Lebak Bulus, Jakarta Selatan (12/4/2025).
MRT sebagai akronim dieja dengan lafal Bahasa Inggris yaitu eMaRTi. Celakanya, akronim lain tidak konsisten dieja, seperi pendingin ruangan (air conditioning yang disingkat AC dilafalkan "ase." Padahal, dalam Bahasa Inggris A dieja e dan C dieja si. Maka, yang benar adalah "eisi."
Begitu juga dengan beberapa akronim bahasa asing yang tidak dieja dengan lafal yang benar, sebut saja: Organisasi Kesehatan Dunia PBB yaitu WHO dieja WeHaO. Padahal, yang benar adalah doubleyueithchouw. Ada lagi BMW (Bavarian Motor Works) dieja BeeMWe padahal yang tepat adalah 'biemdabelyu.'
Kalau saja MRT Jakarta berbesar hati mengeja MRT dengan Bahasa Indonesia yaitu eMeRTe merupakan bagian dari menghargai bahasa sendiri di negara sendiri.
Apakah hina mengeja akronim dalam Bahasa Indonesia?
Perjalanan ke Depo MRT Jakarta di seberang Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, merupakan bagian dari memberikan informasi yang akurat tentang langkah-langkah manajemen MRT Jakarta dalam menjaga keamanan perjalanan MRT untuk kenyamanan pengguna.
Keamanan dan kenyamatan jadi penting karena, seperti dilaporkan sepanjang Maret 2025 saja ada 3,1 juta pelanggan yang menggunakan MRT Jakarta (jakartamrt.co.id).Â
Depo itu merupakan pusat perawatan dan perbaikan rangkaian gerbong, disebut car, untuk memberikan rasa aman kepada pengguna MRT Jakarta.
Sebelum sebuah rangkaian MRT Jakarta yang terdiri atas enam car dioperasikan di jalur utama, masinis yang bertugas melakukan pengecekan secara fisik.