Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Solusi Bersama untuk Krisis Pangan Dunia

11 Februari 2024   00:26 Diperbarui: 12 Februari 2024   08:15 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanaman pangan. (Sumber: SHUTTERSTOCK/GAJUS via kompas.com)

Krisis pangan merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi manusia di abad ke-21. Laporan Global tentang Krisis Pangan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Jaringan Global Melawan Krisis Pangan menyoroti eskalasi yang mengkhawatirkan dalam jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan akut. 

Dengan hampir 193 juta orang terjerat dalam krisis pangan pada tahun 2021, peningkatan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menggambarkan dampak yang mendalam terhadap kehidupan manusia di seluruh dunia.

Krisis pangan merujuk pada situasi di mana kekurangan pangan atau akses terhadap pangan yang memadai terjadi secara meluas dan serius di suatu wilayah atau negara. 

Krisis semacam ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelangkaan produksi pangan, distribusi yang tidak merata, ketidakstabilan ekonomi, bencana alam, perubahan iklim, konflik bersenjata, dan kebijakan pangan yang tidak efektif. Berikut adalah definisi, ciri-ciri, dan contoh krisis pangan:

Krisis pangan adalah kondisi di mana sejumlah besar populasi mengalami kesulitan atau bahkan kekurangan akses terhadap pangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan gizi dasar mereka, menyebabkan kekurangan gizi, kelaparan, dan dampak negatif lainnya terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Ciri-ciri Krisis Pangan:

Kekurangan Produksi Pangan: Produksi pangan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan populasi, baik disebabkan oleh faktor alamiah seperti bencana alam atau faktor manusia seperti konflik bersenjata.

Kenaikan Harga Pangan: Harga pangan yang meningkat secara tajam, membuatnya sulit dijangkau oleh sebagian besar masyarakat.

Ketidaksetaraan Akses: Akses terhadap pangan yang tidak merata, dimana beberapa kelompok atau wilayah memiliki akses yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain.

Penurunan Kualitas Gizi: Kurangnya akses terhadap makanan bergizi, menyebabkan penurunan kualitas gizi dan peningkatan risiko malnutrisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun