Kalau dulu, aset memiliki peran yang sangat dominan. Punya properti, tanah, toko, perhiasan, tabungan, dll.
Sekarang? Yang diburu adalah akses! Bukan semata-mata aset.
Katakanlah Anda punya satu unit ruko yang ingin dijadikan restoran Soto Betawi. Anda tidak harus memahami segalanya, tidak harus ahli semuanya, tidak harus melakukan semuanya. Anda tidak harus ke pasar sendiri, kemudian memasaknya, menghidangkannya, mengelolanya, dst. Lama-lama puyeng sendiri. Malah bukan hanya puyeng, salah-salah bisa langsung gulung tikar.
Terus?
Dibawa simpel aja. Anda tidak harus berfikir APA dan BAGAIMANA-nya. Yang harus anda fikirkan adalah SIAPA. Siapa yang jago masak, siapa yang jago manajemen, siapa yang jago marketing. Dengan itu, ajaklah bekerja sama atau dijadikan karyawan Anda.
SIAPA itulah yang disebut dengan akses.
Terlebih lagi sekarang. Jika bisnis Anda 'ramah' untuk dikembangkan hingga keluar daerah bahkan keluar negeri, akses inilah yang sangat berperan.
International Telecommunication Union (ITU) merilis sebagaimana ditayangkan Data Indonesia.id, jumlah pengguna internet di dunia mencapai 5,3 miliar sampai tahun 2022. Artinya, 66% dari populasi manusia telah terhubung dengan network. Naik 8,16 % dibanding tahun 2021. Jumlah ini akan terus naik, tak terbendung.
Banyak hal yang bisa dilakukan kalau kita punya akses (network). Kegiatan sosial, pengembangan diri, pengembangan bisnis, dll.
Dengan aset, kita bisa buka bisnis. Dengan akses, kita bisa mengembangkannya.
Kata guru Saya, kalau kita didukung everyone, maka kita bisa mencapai everything.
Berjamaah, tentu lebih bagus.