Coba hitung berapa waktu yang kita habiskan buat scrolling, stalking, browsing, gaming.
Kalau sudah, sekarang hitung juga berapa waktu yang dihabiskan buat mengejar impian kita. Berapa waktu yang kita pakai untuk (katanya) ingin menjadi lebih baik, ingin hidup lebih berkualitas, ingin membahagiakan orang tua, ingin membahagiakan anak dan keluarga, dst.
Nah, sudah tau masalahnya dimana? WAKTU.
Bukan waktu yang tidak ada, melainkan PRIORITAS yang tidak punya.
Bilangnya capek, ternyata capeknya karena main game berjam-jam.
Bilangnya waktunya udah habis, ternyata habis buat dipakai stalking alias ngintip, kepo dengan kehidupan orang lain di medsos.
Bilangnya mumet, ternyata mumetnya seharian searching nyari berita perang Rusia, berita BBM, berita kriminalitas.
Berhari-hari berdebat, adu argument di grup wa, masing-masing nyari data. Mestinya pemerintah begini, mestinya kebijakannya begitu.
Hasilnya buat kita?
Politisi, bukan. Aparat, bukan. Menteri, boro-boro. Anggota dewan, juga bukan. Peneliti, juga bukan. Dosen, ternyata juga bukan. Pakar di bidangnya, eh juga bukan. Ternyata hanya komentator yang anailisanya melebihi pakar.