Setelah kita membuat nyaman lawan bicara kita, nyambung apa yang dibicarakan, kita gali karakternya, tipenya seperti apa. Jika orang tersebut bisa diprospek lebih lanjut, maka kita lanjut ke langkah berikutnya.
KETIGA, jadilah berbeda.
Apanya yang harus berbeda, kenapa harus berbeda.
Kita khan punya pesaing. Banyak yang juga berjualan dengan produk yang sama dengan kita. Jenisnya sama, merknya sama.
Jika semuanya sama, buat apa orang lain itu beli kepada kita? Mending ia beli ke keluarga atau tetangganya. Toh produknya sama persis.
Karena ini jadilah berbeda. Milikilah "unique selling point". Keunikan (kelebihan) apa yang bisa kita miliki dan optimalkan. Misalnya kita terkenal ramah, sopan, fast response, suka ngasih gift, melayani sepenuh hati, dll yang bisa kita gali lagi.
Belajarlah menggali hal tersebut sehingga lama-lama akan menjadi karakter kita dan menjadi personal branding.
----
KEEMPAT, pahami lawan bicara
Antara anak kuliahan dengan ibu-ibu komplek. Antara karyawan dengan pejabat, pasti beda cara pendekatannya. Ketemu sosialita, politikus, ningrat, petani, pengangguran, beda lagi cara komunikasinya.
Bertemu kalangan bos misalnya. Ketika menawarkan produk kesehatan misalnya, maka yang kita pertajam adalah manfaat produk tersebut untuk dirinya, bukan tentang harga produknya.