Bermimpilah dengan mata terbuka.
"Dimana-mana bermimpi itu matanya selalu tertutup Pak. Kalau matanya terbuka berarti belum tidur."
Hahaha.....
Banyak orang yang hanya berani punya impian tapi tidak berani mewujudkannya. Ketika ditanya, "Apa impianmu. Jawabannya semangat. Ada yang pengen umrohin orang tua, pengen beli rumah sendiri, pengen belikan sepeda buat anak, pengen belikan perhiasan buat isteri. Â
Setelah itu? Done. Selesai. Hanya sebatas keinginan dan angan-angan. Impiannya terbang, matanya tertutup.
William Tanuwijaya, seorang pengusaha dan juga pendiri Tokopedia pernah berkata, "Mimpi yang kita fikirkan, berubah bentuk menjadi rencana. Rencana yang kita ucapkan, berubah bentuk menjadi komitmen. Komitmen yang kita lakukan, berubah bentuk menjadi kenyataan. Satu langkah menuju impian."
Kita harus bertanggung jawab dengan impian kita.
Misalnya punya impian beli motor. Kita fikirkan, mulai dari tipenya apa, warnanya, harganya berapa. Nanti belinya di dealer mana. Itulah yang disebut rencana. Semakin rinci, semakin bagus.
Kemudian rencana yang telah disusun tadi diucapkan. Ini sebagai bentuk tekad kita. Ucapkan ke diri sendiri dan orang terdekat kalau kita mau beli motor yang harganya 30 juta dan ingin dicapai dalam 3 tahun. Perbulan akan menyisihkan 800 ribuan atau secara harian dibulatkan 30 ribu. Disini letaknya komitmen. Caranya, bisa menyisihkan dari gaji. Kalau ga cukup, cari sumber pendapatan lain. Berbisnis, jualan misalnya.
Komitmen yang kontinyu dilakukan maka akan mendekatkan kita dengan kenyataan.
Walaupun uang belum ada, beranilah pergi ke dealer. Raba dengan lembut kemudian tongkrongin tuh motor, dihidupkan, tes jalan, hirup aroma knalpotnya. Naah beda khan dengan motor butut kita. Hahaha.