Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kuota Hangus dan Kematian Perlahan Kartu SIM

10 Juni 2025   06:12 Diperbarui: 10 Juni 2025   06:12 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuota hangus. (Sumber: Freepik.com, dimodifikasi)

Pada 7 Juni 2025, DPR RI---melalui Komisi VI---mengumumkan akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Telkomsel dan Telkom Group. Isunya bukan soal jaringan rusak, bukan pula soal sinyal lemah. Tapi tentang hal yang lebih licik dan sunyi: kuota internet yang hangus sebelum dipakai.

Anggota DPR HM Nasim Khan menyoroti bahwa praktik ini telah merugikan konsumen secara masif. Bahkan Indonesian Audit Watch memperkirakan potensi kerugian publik bisa mencapai Rp63 triliun per tahun akibat kuota yang dibayar tapi tidak terpakai, lalu hangus begitu saja saat masa aktif habis.

Bayangkan: 63 triliun lenyap dalam bentuk kilobyte yang tak pernah menyapa layar, tak pernah menyampaikan pesan, tak pernah membuka halaman Google. Lenyap begitu saja, seolah-olah masyarakat membeli udara.

Di Negeri Ini, Yang Hangus Bukan Hanya Kuota

Kita hidup di zaman ketika orang bisa bicara dengan satelit, tapi tak bisa menanyakan:
"Kenapa kuota saya hilang padahal belum saya sentuh?"

Sehelai kartu SIM, yang dulu cuma seukuran jari kelingking, kini menjelma monster diam. Ia tidak marah. Tidak menggigit. Tapi menyedot habis hak-hakmu secara perlahan. Dulu orang isi pulsa untuk menelepon. Sekarang orang isi pulsa hanya agar nomor tidak mati seperti tanaman yang lupa disiram.

Dan yang paling menakutkan: kuota bisa hangus meskipun kamu tidak menggunakannya sama sekali. Karena apa? Karena masa aktif habis. Seolah kita semua hidup dalam jam pasir digital, di mana pasirnya dibeli dengan uang, tapi jatuhnya tetap milik perusahaan.

Masa Aktif: Kebenaran yang Disembunyikan

Coba buka aplikasi operator selulermu. Apakah kau bisa langsung melihat kapan masa aktif nomormu berakhir?
Kemungkinan besar: tidak.
Yang muncul adalah sisa kuota, notifikasi promo, dan saldo pulsa.
Tapi masa aktif? Disembunyikan.

Kenapa disembunyikan? Karena kalau konsumen tahu, mereka bisa mengatur sendiri napas digitalnya. Tapi jika disamarkan, maka konsumen akan terlena, lalu panik saat mendekati tanggal habis, dan akhirnya---isi pulsa lagi. Siklus ini adalah ekonomi ketakutan. Bukan kebutuhan.

Solusi Itu Sebenarnya Sudah Ada

Ironisnya, solusi untuk semua ini sebenarnya sudah ditemukan, bahkan sempat ditawarkan oleh salah satu operator: Tr*, lewat paket Al***sON (A*N).

A*N menjanjikan satu hal: kuota tak akan hangus, selama nomor masih aktif. Pengguna bisa beli masa aktif secara terpisah, dari 1 minggu sampai 12 bulan. Transparan. Adil. Dan sangat masuk akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun