Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mentan SYL Mundur: Menebak Strategi Surya Paloh

6 Oktober 2023   10:59 Diperbarui: 7 Oktober 2023   05:52 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/7/2023).(KOMPAS.com/Dian Erika )

Langkah Surya Paloh, ketua partai Nasdem agar kadernya segera mengundurkan diri sebagai menteri pertanian perlu dipahami sebagai fenomena baru dalam perpolitikan di Indonesia saat ini, terlebih menjelang pemilihan umum tahun 2024. Berikut adalah pemahaman saya.

Pada masa krisis, perilaku dan reaksi pemimpin menjadi sorotan. Mereka dihadapkan pada keputusan yang harus dibuat dalam waktu singkat dengan konsekuensi jangka panjang. Dalam situasi seperti itu, bahasa dan retorika yang digunakan oleh pemimpin memiliki kekuatan yang luar biasa. Sebuah frase atau kalimat bisa menjadi senjata, pelindung, atau jembatan. Frase "Saya segera mundur dari tanggung jawab" yang diucapkan oleh seorang pejabat setelah bencana adalah contoh sempurna dari kekuatan retorika dan interpretasi yang beragam yang dapat muncul dari satu kalimat sederhana.

Dua Wajah Interpretasi

Ketika mendengar frase tersebut, ada dua interpretasi utama yang muncul. Interpretasi pertama, yang bersifat harfiah, adalah bahwa pejabat tersebut mengundurkan diri dari posisinya. Ini adalah tindakan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban adalah langkah berani yang menunjukkan integritas dan kepedulian terhadap rakyat.

Namun, interpretasi kiasan memberikan gambaran yang berbeda. Dalam interpretasi ini, pejabat tersebut sebenarnya menghindari tanggung jawab. Ini menimbulkan pertanyaan: Apakah mengundurkan diri selalu merupakan tindakan yang bertanggung jawab? Atau bisa jadi, ini adalah cara untuk melarikan diri dari tanggung jawab yang sebenarnya?

Memuaskan Dua Faksi

Pada kenyataannya, pejabat sering kali berhadapan dengan tekanan dari berbagai kelompok atau faksi yang memiliki kepentingan berbeda. Dalam kasus ini, ada dua faksi dengan keinginan yang berbeda. Satu faksi ingin pejabat tersebut mengundurkan diri, sementara yang lain ingin dia bertanggung jawab.

Frase yang dipilih oleh pejabat tersebut tampaknya mencoba memuaskan kedua faksi. Namun, apa yang tampaknya sebagai solusi kompromi sebenarnya bisa diartikan sebagai upaya untuk menghindari kritik dan tekanan dari kedua belah pihak.

Refleksi Dalam Konteks Lebih Luas

Dalam politik dan kepemimpinan, retorika yang ambigu sering kali digunakan sebagai alat untuk mengelak dari tanggung jawab atau untuk menenangkan publik. Namun, masyarakat berhak mendapatkan kejelasan dan ketulusan dari pemimpin mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun