Mohon tunggu...
Syafika
Syafika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UNEJ Bantu Pencegahan Stunting di Masa Pandemi

17 September 2021   20:28 Diperbarui: 17 September 2021   20:31 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Upaya Pencegahan Stunting dan Edukasi PHBS dalam Masa Pandemi COVID-19/dokpri

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan tumbuh kembang anak sejak dini, Syafika Nuring Fadiyah, seorang mahasiswi Kuliah Kerja Nyata Back To Village Batch III Universitas Jember menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dengan tema "Upaya Pencegahan Stunting dan Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Masa Pandemi COVID-19". 

Kegiatan ditujukan untuk ibu hamil, ibu balita, dan kader posyandu Dusun Bangunsari agar para orang tua dapat memberikan asupan gizi seimbang dalam memenuhi kebutuhan gizi anak serta melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Stunting merupakan permasalahan yang esensial dan menjadi pusat perhatian semua pihak baik dari pemerintah pusat, daerah sampai ke desa, agar dapat ditekan seminimal mungkin sehingga terwujud sumber daya manusia yang sehat dan unggul. Diketahui, jumlah kasus stunting di Indonesia tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Angka ini masih terbilang tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen.

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan terlihat saat anak berusia 2 tahun. Stunting pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. 

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrautern growth retardation (IUGR) sehingga dapat menyebabkan bayi lahir kurang gizi dan mengalami gangguan pertumbuan dan perkembangan. Risiko stunting pada anak dapat meningkat selama pandemi karena terbatasnya akses layanan kesehatan dan makanan sehat untuk anak.

Serangkaian kegiatan observasi  masalah stunting, dan AKI, AKB, dilaksanakan sejak Jumat (13/8/2021) di Dusun Bangunsari. Dusun Bangunsari terletak di Desa Bangunkerto, Kapenawon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun ini terletak pada kaki Gunung Merapi. Dusun Bangunsari terdiri dari 4 rukun tangga dengan jumlah penduduk 1200 jiwa. 

Dusun Bangunsari memiliki luas wilayah 1,5 km2, dengan batas wilayah utara Dusun Ganggong, batas selatan Dusun Kendal, batas timur Dusun Ngablak, dan batas Barat Sungai Nyo. Dusun Bangunsari terletak cukup jauh dari kawasan urban, yakni 10 km dari ibu kota provinsi, 5 km dari ibu kota kabupaten, dan 3 km dari ibu kota kapenawon. 

Letaknya yang cukup jauh dari kawasan urban dan berada di kaki gunung menjadikan Dusun Bangunsari sebagai desa pertanian. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani salak. Rata-rata lama belajar masyarakat  di Dusun Bangunsari 12 tahun, atau setara jenjang SMA atau sederajat.

Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka survei data untuk pelaksanaan program Penanganan Stunting, dan AKI, AKB. Kegiatan dimulai dengan mengurus surat izin di Kantor Desa Bangunkerto, dilanjutkan dengan diskusi bersama kepala Dusun Bangunsari terkait dengan masalah stunting, dan AKI, AKB. Pandemi yang telah berlangsung satu tahun lebih, memberi dampak yang besar bagi masyarakat Dusun Bangunsari, terutama dari sudut pandang kesehatan dan gizi. 

Permasalahan kesehatan dan gizi yang terjadi seperti, berkurangnya ketersediaan makanan bergizi, dan terganggunya pelayanan kesehatan, gizi, dan perlindungan sosial. Kekurangan nutrisi terutama pada kelompok masyarakat prasejahtera sudah ada sebelum masa pandemi. Namun kondisi semakin parah selama pandemi akibat penurunan daya tahan tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun