Mohon tunggu...
Syafaat Muhammad
Syafaat Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Mari kita ulas film , teknologi dan kejadian terkini

Tiap hari kita mebaca tulisan orang, baiknya kita juga menulis untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Film

Catatan Isolasi Mandiri Covid-19 Hari Ke-6:Review Film "The Platform"

10 April 2020   12:07 Diperbarui: 10 April 2020   12:15 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lhsstatesman.com via netflix

Isolasi Mandiri hari ke-6 5 April 2020

Melawan obesitas informasi tentang virus corona yang kian lam kian membengkak hingga semakin sulit untuk dianalisa kebenaranya kecuali dari sumber-sumber terpercaya. Menemani #diurmahaja bagi kawan-kawan lebih baik kita mencari kegiatan yang lebih produktif atau menghibur. 

Hari ini saya menonton sebuah film yang patut diperbincangkan berjudul "THE PLATFORM", jika saja tidak ada wabah corona film ini sangat seru untuk dibawah ke meja diskusi meskpiun gendrenya lebih ke Thriller. 

FIlm ini tidak semerta merta dapat mengubah komunitas global membangun "SOLIDARITAS" tapi akan membawa pesan bagi para penontonya untuk belajar berbagi dan melupakan kasta-kasta atau tingkat ekonomi seseorang.

REVIEW FILM "THE PLATFORM"

Film ini adalah orginal movie dari Netflix disutradarai oleh Galder Gaztelu-Urrutia. The Platform menggunakan bahasa Spanyol, semua materi dalam film ini betul-betul baru dan tak pernah terduga sebelumnya.

Latar tempat film ini yaitu didalam sebuah penjara berbentuk Vertikal, menjulang ke atas dan bertingkat-tingkat dimana setiap penghuni penjara dapat saling melihat penghuni diatas dan dibawahnya dengan nomor penjara masing-masing ,setiap lantai penjara diisi oleh dua orang narapidana. 

Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Goreng yang menjalani masa-masa sulit selama dipenjara vertikal, film ini sepertinya kurang cocok bagi semua orang karena mengandung kekerasan bahkan kanibalisme. 

Yang membuat saya tertarik dengan film ini dimana ada sebuah konsep baru dalam film tentang keserakahan dan egoisme yang terus diperjuangkan Goreng karena satu alasan yaitu penjara vertikal ini memiliki nomor 0 -- 300san lebih.

Jatah "MAKANAN" untuk penghuni penjara ini didistribusikan melalui meja kotak yang akan bergerak dari lantai NOL sampai ke Lantai paling bawah, masalah muncul karena makanan yang didistribusikan adalah sesuai dengan pesanan masing-masing penghuni penjara yang diminta sebelum masuk.

Itu hanya cukup jika masing-masing peghuni penjara mengambil jatahnya namun muncullah sifat keserakahan bagi penghuni penjara dengan angka-angka kecil karena berada lebih diatas dan membuat penghuni penjara dibagian bawah dinomor-nomor besar tidak kebagian sehingga . Sosok Goreng adalah orang yang sangat Idealis yang selalu menolak mengambil lebih dari jatahnya, idealisme Goreng juga tercermin dari pilihan barang yang dibawanya kepenjara yaitu sebuah Buku Favoritnya untuk menemaninya selama dipenjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun