Mohon tunggu...
syamsud dhuha
syamsud dhuha Mohon Tunggu... profesional -

Pemuda, pembelajar dan penulis biografi lepas

Selanjutnya

Tutup

Money

AFTA: Arena Sparing SDM se-ASEAN

4 April 2014   07:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

ASEAN Free Trade Area (AFTA) sebuah kesepakatan di Asia Tenggara yang tidak hanya membuka batas teritorial, akan tetapi juga membentuk sebuah tatanan masyarakat. Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) memiliki arti yang sangat luas peleburan berbagai latar belakang budaya tanpa batas teritorial. Artinya AFTA akan menjadi sebuah kompetisi kualitas sumber daya manusia (SDM) antar negara. Seperti diketahui ada 5 pilar MEA yakni adanya aliran bebas dari barang, jasa, investasi, tenaga kerja, terampil dan aliran modal yang lebih bebas.

Adanya agreement diatas tentunya mengandung dua sisi  pemaknaan bagi Indonesia. Sisi pertama, kesepakatan tersebut bisa bermakna peluang, hal ini dilandasi fakta bahwa ASEAN adalah pasar potensial dunia nomer 3 (Tiga) dengan jumlah populasi 617,68 juta jiwa dengan Pendapatan Domestik Bruto 2,1 triliun dollar AS. ASEAN juga menjadi tujuan arus modal untuk investasi. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi besar perekonomian.

Sisi lainnya mengandung Ancaman. Hal ini didasari beberapa indikator makro ekonomi sebagai berikut 1) tingkat inflasi masih tinggi ini menunjukkan stabilitas makroekonomi belum kokoh 2) Defisit Neraca perdagangan diantara negara ASEAN 3) Kemampuan SDM tenaga kerja masih lemah 4) Daya saing produk yang masih rendah khususnya UMKM. Ancaman  tersebut tentunya harus menjadi pemangku kebijakan untuk mencoba menemukan solusinya.

Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapi Asean Economic Community 2015. Indonesia tidak boleh hanya menjadi potential market, namun harus mampu berperan aktif dan memanfaatkan kerja sama ini. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab bersama seluruh elemen dan komponen di Indonesia untuk mengawal Indonesia dalam kerja sama ini.  Maka dari itu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia sangat dibutuhkan. Mengingat kedepan persaingan warung mie ayam solo bukan lagi mie ayam bandung, tapi mie ayam Vietnam, Thailand, Malaysia. Toko toserba bukan lagi indomart, alfamart dan carefour tapi dari ASEAN. Toko Kelontong bang ucup, bukan lagi bersaing dengan mang udin, mereka akan bersaing dengan orang Thailand, Filipina, Malaysia, Myanmar, Brunei, Singapura.

Untuk menunjang memantapkan langkah itu dalam menghadapi Asean Economic Communtiy itu, diharapkan semua elemen terutama pemangku kebijakan memikirkan hal itu. Bukan larut dalam pesta demokrasi yang seakan-akan saling menelanjangi sesama warga Indonesia. Persiapan meningkatkan kualitas infrastruktur dan memantapkan mental dan kualitas pelaku usaha lokal agar siap bersaing sangat perlu diperhatikan mengingat kompetisi AFTA sudah didepan mata.

Dalam pelaksanaan kerja sama tersebut, produk kita harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Maksudnya produk kita harus memimpin pasar di negara kita. Jangan sampai kita tuan rumah menjadi tamu dirumah sendiri karena akan batas teritorial sudah dihilangkan. Mulai dari peningkatan kualitas barang/jasa, peningkatan skill SDM, dipersiapkan sebelum benar-benar berada dalam arena yang persaingan sangat ketat.

Sisi Konsumen

Dari sisi konsumen juga perlu adanya upaya perlindungan. Konsekuensi dari MEA adalah adanya banjir barang dan jasa yang masuk ke Indonesia. Tidak semua produk yang masuk adalah produk yang berkualitas, bahkan tidak sedikit produk luar yang masuk adalah produk berbahaya untuk dikonsumsi. Perlu adanya edukasi bagi konsumen sehingga dalam belanja produk setidaknya memperhatikan K3L (Kesehatan, Keamanan, Keselamatan dan Lingkungan Hidup).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun