Mohon tunggu...
Sadar Wati
Sadar Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Bisa Tampil "Bersih dan Wangi"? Ini Tips dan Solusinya

27 Desember 2017   12:36 Diperbarui: 27 Desember 2017   12:50 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.brilio.net

Gangguan jiwa menurut Dep Kes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan fungsi, diantaranya akan berdampak pada ketidakmampuan penderita dalam melakukan perawatan diri dalam kesehariannya. 

Beberapa penyebab dari kurangnya perawatan diri penderita gangguan jiwa antara lain adalah usia, jenis kelamin, status perkembangan mental, status kesehatan, sosial ekonomi, gaya hidup dan kurangnya sarana yang mendukung. Status kesehatan penderita gangguan jiwa yang terganggu kondisi mentalnya menyebabkan mereka sulit untuk merawat diri sendiri (Renpenning, 2003).

Tanda dan gejala defisit perawatan diri meliputi gangguan kebersihan diri (rambut, gigi, kuku yang kotor, berbau, jarang mandi dan gosok gigi), gangguan berhias/berpakaian (rambut acak-acakan, pakaian kotor, penggunaan pakaian yang aneh/tidak sesuai), ketidakmampuan makan secara mandiri (makan berceceran, makan sembarangan), ketidakmampuan eliminasi secara mandiri (buang air sembarang tempat, tidak membersihkan diri sesudahnya).

Nah, untuk membantu mereka dalam melakukan perawatan diri maka keluarga penderita, care giver, perawat, atau siapapun yang merawat penderita gangguan jiwa dapat menggunakan 6 (enam) cara berikut dalam membantu mereka. Pertama, dengan menyediakan dan memelihara sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam perawatan diri penderita gangguan jiwa, misalnya makanan, minuman, air bersih, alat kebersihan diri. Tersedianya sarana yang dibutuhkan akan memotivasi penderita gangguan jiwa untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam perawatan diri. Kita tidak mungkin menuntut seseorang dapat merawat dirinya secara baik apabila sarana yang dibutuhkan tidak ada.

Kedua, melatih dan mengajarkan cara perawatan diri yang benar kepada penderita gangguan jiwa. Kemungkinan mereka sudah lupa atau tidak tahu cara melakukan perawatan diri yang benar seperti apa, sehingga harus diajari seperti mengajari seorang anak kecil. Harus bersabar dan tidak bisa terburu-buru

Ketiga, menyediakan dan memelihara kondisi lingkungan fisik dan sosial yang dapat menimbulkan kenyamanan dan rasa aman bagi penderita gangguan jiwa. Lingkungan yang dimaksud bukan hanya fisik saja tetapi juga sosial. Lingkungan fisik contohnya adalah barang-barang disekitar penderita gangguan jiwa, jangan sampai membuat penderita gangguan jiwa merasa terancam ataupun merasa tidak aman, yang dapat menimbulkan ketakutan, kemarahan maupun kecemasan bagi mereka.

Sesuatu yang membuat mereka trauma sebaiknya dihindari. Lingkungan sosial yang diharapkan mendukung pasien dalam melakukan perawatan dirinya, sebagai contoh apabila penderita gangguan jiwa telah mampu melakukan perawatan diri, seharusnya mendapatkan reinforcement/penguatan yang positif, walaupun dalam pencapaian belum terlalu bagus, tetapi tetap harus diapresiasi misalnya dengan memberikan pujian. Reinforcementtersebut terbukti efektif meningkatkan motivasi penderita gangguan jiwa untuk melakukan perawatan diri. 

Keempat, menyediakan dan memeliharan keseimbangan kondisi pikiran dan perasaan penderita gangguan jiwa. Bagaimana cara agar kita bisa membantu memelihara keseimbangan pikiran dan perasaan mereka, dengan memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penderita gangguan jiwa seperti dijelaskan diatas merupakan sebuah kondisi seseorang dimana mereka mengalami perubahan dalam perilaku, kognitif maupun perasaan mereka.

Obat-obatan yang tepat dapat membantu gejala  gangguan jiwa menurun atau bahkan hilang sama sekali. Peran keluarga sangat penting agar dapat memastikan obat yang telah diresepkan oleh dokter betul-betul diminum oleh pasien. Gejala gangguan jiwa yang terkendali akan membuat penderita gangguan jiwa bisa melakukan aktifitas-aktifiatas termasuk perawatan diri dengan lebih maksimal.

Kelima, mengajarkan pengalaman-pengalaman baik itu pengalaman awal/dasar dan pengalaman yang lebih di dalam kehidupan sosial. Mengajarkan bagaimana cara untuk berkenalan dengan orang lain yang belum dikenal, dilatih bagaimana melakukan perbincangan dengan orang lain, bahkan sampai pada level yang lebih tinggi. Misalnya kemampuan untuk berbicara di depan umum. Penderita gangguan jiwa ini juga harus diberikan pemahaman bahwa agar dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya itu harus bisa berpenampilan rapi dan bersih, sehingga secara tidak langsung akan membuat pasien konsisten dalam perawatan diri

Keenam, menyiapkan keluarga, masyarakat tentang kondisi penderita gangguan jiwa yang unik juga harus dilakukan. Keluarga dan masyarakat harus mendukung apabila seseorang penderita gangguan jiwa terlibat dalam kegiatan di masyarakat, bukan justru underestimet atau memandang sebelah mata bahkan malah justru mengolok-olok atau menghina mereka. Para penderita gangguan jiwa tersebut tidak pernah menginginkan mempunyai penyakit kejiawaan, tetapi mungkin sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk mengalaminya. Keluarga dan masyarakat sebgaia orang yang sehat jiwa, seharusmya memberikan pertolongan kepada mereka, apabila tidak mampu memberikan pertolongan lebih, cukup dengan tidak menghina dan memperlakukan mereka selayaknya manusia saja sudah cukup. Penerimaan keluarga dan masyarkaat terhadap penderita gangguan jiwa akan membuat mereka nyaman dan tidak menarik diri dari masyarakat, dan mereka dapat berfungsi optimal di masyarakat sesuai dengan kemampuan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun