Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengobatan Spiritual Islam untuk Penyakit Degeneratif

23 Februari 2025   15:54 Diperbarui: 23 Februari 2025   15:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di tengah derap dunia modern yang kian cepat, manusia sering mengadopsi gaya hidup tidak sehat. Paparan polusi, pola makan sembarangan yang tinggi lemak, stres, dan aneka ragam tekanan lainnya menjurus pada rentannya manusia modern terkena penyakit. Utamanya, manusia mengidap penyakit degeneratif tidak menular yang menurunkan kualitas hidup, bahkan mematikan seperti: hipertensi, diabetes, penyakit jantung, penyakit paru kronis, dan lain sebagainya.  

 Bagi penderita, vonis penyakit degeneratif begitu menggentarkan jiwa. Banyak yang bahkan depresi, termasuk memikirkan biaya pengobatan yang kian mahal. Padahal, depresi justru bisa memperparah penyakit.

 Oleh karena itu, penderita penyakit harus bersabar untuk mendapatkan kekuatan spiritual yang sesungguhnya bisa memiliki kekuatan penyembuh. Secara ilmiah, doa dan zikir yang membangkitkan energi spiritual juga sudah terbukti secara medis ikut membantu proses penyembuhan secara signifikan. 

Setidaknya, ini diakui oleh penelitian D.F. Larson pada 1992 berjudul "Religious Commitment and Health" (dalam Prof. Dadang Hawari, Doa dan Dzikir sebagai Pelengkap Terapi Medis, Dana Bhakti Primayasa, 1997, hal. 3). Alhasil, doa dan zikir telah diakui komunitas kedokteran sebagai bagian integratif dari proses terapi medis holistis. 

Selain itu, Imam Al-Ghazali (450 - 505 H) dalam Kimiyyah al-Saadah (terjemahan Serambi, Bahagia Senantiasa, 2007) mengutip hadits Qudsi yang berbunyi, "Penyakit-penyakit adalah hamba-hamba-Ku dan semuanya bergantung pada keputusan-Ku." Artinya, penyakit adalah utusan Allah yang bersifat sebagai ujian bagi hamba Allah dan segala penyakit sejatinya bisa disembuhkan atas perkenan-Nya. 

Tak terpisahkan

 Karena itu, doa harus menjadi bagian tak terpisahkan dari terapi medis. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dicamkan oleh pasien. Pertama, pasien harus mengingat bahwa dalam perspektif Islam, penyakit adalah musibah yang memiliki keutamaan. Dalam Alquran, banyak sekali ayat menyinggung masalah musibah. Misalnya, surah 3: 165; 30: 36; 41: 49 dan 51; 42: 30; 49: 6; 64: 11; 4: 62 dan 72; 5: 49, dan lain sebagainya (Lautan Hikmah, Bandung, Mizan, 1994, hal. 152). Salah satu yang paling masyhur, surah Al Taghabun ayat 11 berbunyi: "Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah."

Keutamaan penyakit yang terpenting adalah sebagai penebus bagi dosa-dosa yang pernah dilakukan manusia. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tidak ada musibah yang menimpa, seperti keletihan, kelesuan, sakit, duka, susah, dan gangguan sekadar tusukan duri sekalipun, melainkan dihapuskan Allah sebagian dari dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim).

 Selain itu, orang sakit pun dikabarkan memiliki sejumlah keistimewaan pula. Pertama, doa orang sakit termasuk doa yang mustajab. Ini dikuatkan oleh hadits Rasulullah, "Jika kamu mengunjungi si sakit, maka mintalah ia berdoa untukmu karena doanya seperti doa malaikat." (HR Ibnu Majah).

 Kedua, pasien harus menyadari betul bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada kita sudah ditakdirkan oleh Allah sebagai bagian dari kebijaksanaan dan rencana besar-Nya. Oleh karena itu, ketimbang bersikap gundah gulana yang justru akan memperparah situasi, kita sebagai manusia sebaiknya berupaya untuk bersabar sembari bermunajat (berdoa) dan berikhtiar dalam kepasrahan kepada Allah. Niscaya, Allah tidak akan mengingkari janji-Nya sebagaimana difirmankan dalam surah Al-Insyirah ayat 5-6: "Karena sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan."

Jika kita lihat, Allah bahkan sampai mengulangi janji-Nya ini dua kali. Menurut Muhammad Abduh dalam Tafsir Juz Amma (Mizan, Bandung, 1998, hal. 236), pengulangan ini dilakukan untuk menghilangkan keraguan umat mukmin terhadap janji Allah akan datangnya kemudahan di tengah kesulitan. Asalkan, mereka yang ditimpa kesulitan itu menerapkan satu syarat. Yakni, orang-orang yang dilanda kesusahan itu harus pandai memanfaatkan potensi-potensi yang diberikan Allah kepada mereka guna menyingkirkan pelbagai kesulitan itu dari diri mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun