Pernahkah Anda heran bagaimana Netflix tahu persis film apa yang ingin Anda tonton selanjutnya? Atau bagaimana filter spam di email Anda bisa begitu pintar menyaring pesan-pesan aneh? Jika ya, Anda sebenarnya sudah berinteraksi langsung dengan Artificial Intelligence atau AI.
Istilah "AI" atau "Kecerdasan Buatan" mungkin terdengar canggih, rumit, dan futuristik. Gambaran robot pintar yang menguasai dunia seperti di film fiksi ilmiah sering kali muncul di benak kita. Tapi tenang, kenyataannya jauh lebih sederhana dan lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Kabar baiknya: Anda tidak perlu gelar insinyur atau ahli komputer untuk memahami konsep dasar di baliknya. Mari kita bedah bersama cara kerja AI dengan cara yang paling sederhana.
Anggap Saja AI Adalah Seorang Bayi yang Sedang Belajar
awalnya. Bagaimana cara kita mengajarinya untuk mengenali seekor kucing?
Tentu kita tidak memberinya definisi dari kamus. Sebaliknya, kita melakukan tiga langkah sederhana:
Langkah 1: Memberinya Banyak Contoh (Ini Disebut 'Data')
Anda akan menunjukkan ribuan gambar kucing kepada si bayi. Kucing oranye, kucing hitam, kucing yang sedang tidur, kucing yang sedang melompat. Anda berkata, "Ini kucing," "Ini juga kucing," dan seterusnya. Anda juga menunjukkan gambar lain yang bukan kucing, seperti anjing, meja, atau mobil, sambil berkata, "Ini bukan kucing."
Dalam dunia AI, gambar-gambar ini disebut data. Data adalah "makanan" atau "bahan ajar" bagi AI. Tanpa data, AI tidak bisa belajar apa-apa. Semakin banyak dan beragam datanya, semakin pintar ia jadinya.
Langkah 2: Biarkan Ia Menebak dan Koreksi (Ini Disebut 'Training')
Setelah melihat ribuan gambar, Anda mulai mengujinya. Anda menunjukkan gambar baru dan bertanya, "Ini kucing atau bukan?"