Risiko kesehatan? Pendidikan anak? Proteksi jiwa? Pilih yang paling mendesak sesuai tahap hidup.
3. Pilih Produk yang Tepat
Banyak produk proteksi di pasaran, mulai dari asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga unit link yang menggabungkan proteksi dan investasi. Pastikan sesuai kebutuhan dan kemampuan.
4. Disiplin dan Review Berkala
Proteksi bukan keputusan sekali jadi. Lakukan pengecekan setiap tahun agar tetap relevan dengan kondisi keuangan dan kebutuhan keluarga.
Inspirasi Nyata
Seorang teman bercerita bagaimana asuransi kesehatan menyelamatkan keuangan keluarganya ketika ia harus menjalani operasi mendadak. Biaya rumah sakit yang mencapai ratusan juta rupiah tertutupi polis asuransi, sehingga tabungan untuk pendidikan anak tetap aman. Tanpa proteksi, ia mungkin harus menjual aset atau berutang besar.
Cerita seperti ini menjadi bukti bahwa proteksi bukan beban, melainkan bentuk cinta kepada orang-orang yang kita sayangi.
Peran Literasi Keuangan
Sayangnya, literasi keuangan di Indonesia masih rendah. Banyak yang menganggap proteksi sebagai "pengeluaran sia-sia". Padahal, edukasi yang tepat akan membuka mata bahwa asuransi dan instrumen proteksi adalah bagian dari perencanaan keuangan yang sehat. Di sinilah pentingnya kampanye edukatif seperti Content Marathon Kompasiana x Prudential, yang mengajak masyarakat berbagi cerita dan pengalaman agar semakin banyak orang melek proteksi.
Kita tidak bisa memprediksi masa depan, tetapi kita bisa mempersiapkannya. Proteksi finansial adalah kunci untuk memastikan kebahagiaan kita tidak hanya hari ini, tetapi juga esok. Dengan melindungi diri dan keluarga sejak dini, kita menyiapkan landasan kokoh untuk meraih hidup yang bahagia kemudian.