Pelantikan pejabat baru merupakan momen penting dalam dinamika Pemerintahan dan organisasi. Pejabat yang baru dilantik idealnya harus dapat membawa perubahan dan kemajuan bagi masyarakat dan organisasi.
Di Indonesia sangat sulit nenemukan pejabat yang ideal. Kadang nampak baik, namun ada udang dibalik bakminya. Terlanjur dipuji, eh tiba-tiba memakai rompi oranye, alias dicokok KPK, dengan alasan korupsi.
Diantara ribuan pejabat di Indonesia yang masih dapat dikatagorikan baik, bisa kita teladani adalah Jenderal (P) Hugeng, mantan jaksa Baharudin Lopa, dan mantan Menteri dan direktur KAI, Ignatius Jonan.
Berani menyebutkan ketiga nama di atas, karena ketiganya telah berhasil menjadi pejabat dan turun dengan meninggalkan rekan jejak yang memuaskan.
Hugeng dianggap sebagai sosok polisi yang baik, bersama "polisi tidur" atau patung polisi karena dianggap polisi yang jujur dan sederhana. Baharudin Lopa berhasil mereformasi Kejaksaan pada eranya. Sedangkan Jonan berhasil membenahi kereta api yang dulu kumuh, sekarang menjadi transportasi andalan  Karena nyaman, bersih, dan tepat waktu.
Sementara yang lain, mohon maaf, prestasinya biasa-biasa saja, bahkan sebagian besar boleh dikatakan tidak memiliki empati pada masyarakat. Contohnya, sebagian anggota DPR masih bisa joget-joget ditengah kemiskinan masyarakat Indonesia. Dimana empati mereka ? Â Kendati mereka konon menggelontorkan banyak dana, saat kampanye. Dan setelah terpilih, mereka justru lupa pada konstituentenya, bahkan saat reses yang harus mengunjungi dapilnya.
Terlepas dari banyaknya pejabat yang tidak memiliki empati, bahkan tidak malu melakukan korupsi, dan setelah tertangkap mengharap amnesti dari Presiden.
Idealnya seorang pejabat harusnya:
* Pejabat itu amanah
Seorang pejabat itu mendapatkan amanah atau kepercayaan dari rakyat. Maka pejabat selayaknya harus memikirkan rakyat, jangan memikirkan dirinya, keluarganya, golongan / partainya, dan kroninya. pejabat itu sudah menjadi Indonesia, Jadi mereka harus rela berkorban waktu, pikiran dan harta. Di saat negara sedang krisis, harus rela.gajinya dipotong, bukannya malahan minta tambahan tunjangan.
Kalau dulu para pahlawan rela mengorbankan jiwa dan raga, maka pejabat sebagai pahlawan masa kini harus rela berkorban kenyamanannya demi negara dan rakyat.