- Salah seorang teman saya yang sudah menikah resmi selama sepuluh tahun belum juga mempunyai momongan. Hingga ia berseloroh sinis, " Ini akibat kita ingin resmi dulu baru berhubungan suami istri, coba saat pacaran saya hamili dulu, kita tidak perlu menanti selama sepuluh tahun."
Ada pula teman yang saking frustrasinya, setelah mencoba konsultasi dengan banyak dokter kandungan. Akhirnya menempuh cara yang kurang logis, yaitu mengadopsi bayi orang lain, yang dianggapnya sebagai pancingan. Upaya ini pun tidak selalu berhasil.
Masih banyak cerita pedih, yang tidak diceritakan, karena pasutri dalam perjuangan mendapatkan dua garis biru ini lebih memilih diam, berduka dalam senyap. Alasannya malu, dan enggan jadi perbincangan lingkungan akibat gagal memperoleh buah hati.
Hal yang sering dianggap tabu ini, difilmkan oleh Jarasta, Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment dengan menggandeng sutradara Pritagita Arianegara.
Artis pendukung juga bukan kaleng-kaleng, ada Marsha Timothy, Darius Sinathrya, Widyawati, Olga Lidya, Hannah Al Rashid, Almee Saras, Aryo Wahab dan Ivanka Suwandi.
Film drama keluarga ini berjudul "Lyora, Penantian Buah Hati", yang diadaptasi dari novel "Lyora: Keajaiban yang Dinanti" karya Fenty Effendy.
Novel ini lalu dibuat skrip film oleh Titien Wattimena dan Priska Amalia dengan menambahkan riset terhadap puluhan pejuang dua garis biru di masyarakat.
Film yang sangat emosional ini menggambarkan perjuangan sebuah keluarga muda guna memperoleh momongan. Mereka sudah kebal dengan pertanyaan "kapan punya momongan, khan sudah mapan?" dari lingkungan.
Sudah tujuh tahun berumah tangga, suami yang tampan dan sukses, Fajrie (diperankan Darius Sinathrya) dan istri Meutya (diperankan oleh Marsha Timothy), wanita karier yang sukses di politik.
Dengan penuh kesabaran, Fajrie selalu mendukung upaya Meutya, yang pada film ini menampilkan figur Meutya Hafid (sekarang Menteri Kominfo). Film ini memang berdasar kisah nyata, namun bukan biopic, banyak kisah pasutri lain yang memperkaya kisah dan konflik dalam cerita pada film ini.
Pasutri ini dari mulai berkonsultasi dengan dokter kandungan hingga memutuskan memilih program bayi tabung. Namun kegagalan demi kegagalan terus menimpa keduanya. Hingga Meutya yang sholeh, sempat tidak mau berdialog dengan Tuhannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!