Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nitisemito, The Crazy Rich from Kudus

8 Juli 2025   10:00 Diperbarui: 7 Juli 2025   12:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung setengah badan (dokpri)


Siapa pun di kota Kudus pasti mengenal nama Nitisemito. Seorang pengusaha rokok terkenal di Kudus yang telah menerapkan cara pemasaran lebih awal dari masanya, misal penyebaran leaflet dengan pesawat,  memberikan hadiah piring porselen bagi pembeli produknya, dan lain-lain.

Nitisemito memiliki konstribusi besar dalam mengembangkan ekonomi lokal, khususnya bagi industri rokok di Kudus.

Patungnya menyapa setiap pengunjung Museum Kretek di Kudus. Nitisemito mendapatkan satu ruang yang berisi koleksi  foto-foto kiprahnya di industri rokok dan cara-cara berpromosinya.

Nitisemito lahir di Kudus pada tahun 1884 dan tumbuh menjadi seorang pedagang besar. Pada tahun 1906 mendirikan pabrik rokok kretek dengan merek "Bal Tiga" dan "Nitisemito". Karena kiprahnya, Nitisemito berhasil memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. Tidak saja yang bekerja di pabriknya, tetapi juga yang bekerja di rumah, dengan sistem Abon.

Nitisemito memperisteri Nasilah, seorang pemilik warung di Kudus. Ada dua versi ada yang mengatakan pemilik warung tembakau, ada yang mengatakan pemilik warung makan. Terjadilah cinta seperti pepatah Jawa "tresno jalaran soko kulino", karena Nitisemito sering berkunjung ke warung Nasilah.

Nitisemito yang memperkenalkan rokok kretek dengan campuran cengkeh dan tembakau. Ciri khas rokok kretek Indonesia.

Nitisemito dikenal sebagai orang kaya di kota Kudus, karena memiliki banyak tanah di Kudus, memiliki rumah bergaya Eropa untuk kedua putrinya, yang mengapit Kali Gelis, dikenal sebagai Omah Kembar.

Saking kayanya ada rumor bahwa uang emas Belanda menjadi hiasan di lantai rumahnya. Kejayaan Nitisemito lambat laun meredup karena Pemerintah Belanda mengenakan pajak yang tinggi untuk rokok.

Pabriknya lama kelamaan makin mengecil, ditambah keturunannya tidak ada yang mampu berinovasi untuk mengangkat bisnisnya dari keterpurukan.

Akibatnya, bisnis rokok Nitisemito lama kelamaan tenggelam dan namanya tinggal menjadi legenda dan inovasinya menjadi warisan bagi industri kretek di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun