Selain Lasem yang terkenal sebagai Little China, lalu Jepara sebagai kota kelahiran RA Kartini san pelabuhan untuk menuju Karimunjawa, kita perlu menengok Demak dan Kudus.
Mungkin orang kurang mengenal Demak dan Kudus sebagai destinasi wisata. Justru hari-hari terakhir ini kita hanya mendengar daerah ini dilanda banjir besar akibat curah hujan yang sangat tinggi selama satu minggu.
Untulah kini banjir telah surut. Pada webinar Koteka Talk 171 ditampilkan Lia Wahab, aktivis Semarkutigacom, komunitas Kompasianer yang berdomisili di Semarang, Kudus, Salatiga dan sekitarnya.
Selain pernah menemani Koteka Trip ke Kudus bersama Dispar Kudus dan Sam Po Kong, Semarang, setahun yang lalu, Lia coba memperkenalkan wisata Demak dan Kudus.
Wisata ke Demak biasanya diminati oleh pecinta wisata sejarah dan religi. Karena di Demak terdapat masjid Agung Demak, yang sangat berkharisma seperti halnya masjid agung Banten di Banten Lama.
Selain itu kita daat mempelajari sejarah masjid agung Demak melalui museum masjid agung Demak. Sekalian berziarah ke makam raja-raja Demak.
Untuk wisata religi dapat berziarah ke makam Sunan Kalijaga, salah satu dari 9 wali. Juga trrdapat satu makam yang unik, berupa makam terapung dari Syekh Muzakir.
Bagi yang menggemari barang-barang kerajinan, silakan berburu batik, rebana.dan kaligrafi.
Bagi pecinta wisata alam, dapat menikmati pantai Moro dan Morosari, Grand Canyon Demak, dan hutan mangrove.
Bagi yang berkunjung ke Demak pada tanggal 15 Dzulhijah, jangan lewatksn menyaksikan festival Grebek Demak.