Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Pendatang Wajib Memiliki Keterampilan?

4 Mei 2023   19:58 Diperbarui: 4 Mei 2023   20:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Urbanisasi (sumber: Geografi.org)


Meski informasi bahwa IKN (Ibu Kota Negara) Republik Indonesia pada tahun 2024' akan dipindahkan dari Jakarta ke Nusantara di pulau Kalimantan, namun laju urbanisasi dari desa ke Jakarta tetap belum surut. Khususnya bertepatan dengan arus balik mudik Lebaran, baik dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur maupun Sumatera masih banyak tenaga kerja yang nekad mengadu nasib ke Jakarta. Memang keberhasilan, Nusantara sebagai IKN masih diperlukan beberapa tahun untuk mengujnya, selain infrastruktur yang sedang dibangun, juga kepindahan lembaga negara belum dilaksanakan  Sebagai pusat perekonomian, Jakarta masih menjadi magnet yang menarik bagi ribuan calon pencari kerja dari daerah. Apalagi melihat keberhasilan teman atau tetangga se daerah yang tampak sukses saat mudik Lebaran. 

Datang ke kampung halaman dengan naik mobil, berbusana mewah, mengenakan perhiasan mahal, membawa oleh-oleh perangkat elektronik untuk keluarga di kampung halaman. Ini adalah simbol kesuksesan bekerja di Jakarta, meski hasil kerja  secara nyata belum jelas, dari pekerjaan halal atau tidak halal. Kegiatan flexing atau pamer yang diperagakan selama di kampung halaman, telah menjadi buah bibir seluruh warga kampung halaman. Tanpa diketahui, kesuksesan sekejap itu benar diperoleh secara benar, ataukah dengan cara curang. Yang penting secara kasat mata semua menilai anak si Polan mudik dengan kesuksesan.

Meski bisa saja, semua kegiatan flexing ini akibat hutang, gadai maupun pekerjaan tidak halal yang dilakukan di Jakarta. Yang penting seluruh warga kampung halaman membahas kesuksesan mereka.

Maka nekadlah mereka (para pencari kerja) untuk mengadu nasib di Jakarta  Bahkan dengan berhutang atau menjual barang berharga, yang peting dapat ikut ke Jakarta pada saat teman atau tetangganya pulang ke Jakarta.

Tanpa memikirkan akan bekerja apa, dan apakah sudah memiliki kemampuan khusus. Akibatnya beberapa terpedaya, diissuekan akan mendapat pekerjaan enak di restoran mewah, ternyata terperosok harus bekerja di klub malam sebagai tenaga penghibur. Ada pula yang bernasib tragis, tragis terkatung-katung berbulan-bulan tanpa pekerjaan yang jelas, tahu-tahu dijadikan kurir narkoba.

Bekerja ringan, tanpa kemampuan khusus, dengan memperoleh upah besar, hampir pasti bekerja di sektor gelap Jakarta. Sangat sedikit kaum urban yang mampu merangkak dari bawah. Dan bila ada, mereka harus memiliki kemampuan atau keterampilan. Contohnya memiliki keahllian bertukang sehingga pelan-pelan dapat menjadi pemborong sukses, meski harus merangkak dari seorang buruh kasar  harian (tukang).

Intinya mempunyai keahlian. Penulis juga ingat ketika puluhan tahun yang lalu harus hijrah ke Jakarta. Penulis karena memiliki keahlian,  maka dipercaya Perusahaan untuk membantu memajukan Perusahaan di Jakarta. Jadi, Perusahaan kami berangkat dari daerah lalu menaklukkan Jakarta. Semua karyawan yang memiliki keahlian diminta pindah tugas ke Jakarta  Karena kami memiliki bekal, maka kami mampu bersaing di Jakarta.

Bagi para pencari kerja di daerah, janganlah hanya melihat kesuksesan luar saja. Nilailah diri sendiri, bila merasa tidak memiliki keahlian lebih baik urungkan niat pergi ke Jakarta. Ingatlah pameo lama yang sering ada di bagian belakang truk 'Sekejam-kejamnyya   Ibu tiri masih lebih kejam Jakarta."

Bila kita memiliki keahlian, namun gagal di Jakarta itu namanya nasib buruk. Namun bila kita tidak memiliki keahlian, namun terpengaruh sikap flexing  itu namanya nekad dan ngawur.

Turutilah pesan orang-orang bijak, bahwa untuk berhasil harus mampu bersaing, harus kreatif serta memiliki disiplin tinggi. Sekali lagi, berpikirlah dua tiga kali sebelum nenghabiskan dana untuk ke Jakarta. Lebih baik dana digunakan untuk modal atau sekedar pesiar, daripada menuai kegagalan di Jakarta  Kepahitan Dan kegagalan yang diderita dapat menyebabkan stress, depresi hingga gila atau bunuh diri  Semoga tulisan ini berguna. Terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun