Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar Menerima Kekalahan

30 Desember 2021   16:09 Diperbarui: 31 Desember 2021   01:44 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepak bola (sumber: okezone.com)


Seperti kita ketahui bersama, timnas sepak bol Indonesia dalam final leg 1 perebutan piala AFF 2020 telah dikalahkan oleh Tim Thailand dengan 0-4. Hasilnya memang sangat menyakitkan seluruh rakyat Indonesia khususnya para bola  mania.
Dari babak penyisihan di group neraka bersama Vietnam, Malaysia, Kamboja dan Laos, serta di semi final, timnas Indonesia berjaya mengalahkan lawan-lawannya. Bahkan timnas Indonesia dikenal paling produktif menceploskan bol ke gawang lawan, meski juga cukup banyak kebobolan.

Kemarin malam, saat menghadapi Thailand, seluruh rakyat Indonesia menunggu penampilan yang prima dari Irvan Jaya dengan kawan-kawan, bahkan orang nomor satu di negeri ini sudah menjanjikan bonus 12 miliar Rupiah bila gelar juara dapat kita rebut.

Namun pada suatu pertandingan harus ada yang menang dan ada yang kalah. Bahkan dalam aturan pertandingan sepak bol, bila selama 2 x 45 menit masih imbang, pertandingan harus diperpanjang 2 x 15 menit. Dan bila masih imbang harus dilanjutkan dengan adu penalti. Artinya, dalam suatu pertandingan harus keluar satu pemenang dan satu yang kalah.
   
Siapapun yang maju bertanding selalu ingin menang, namun tidak mungkin kedua kesebelasan menang keduanya, salah satu harus ada yang kalah.

Kemarin malam, timnas Indonesia sudah bermain maksimal, meskipun tim Thailand lebih unggul segalanya termasuk penguasaan bol 70% selama pertandingan berlangsung. Anak asuhan Polking berkeliaran di daerah pertahanan Indonesia dan sewaktu-waktu mengancam gawang Indonesia yang dijaga Nadeo Ardiwinata.

Seluruh pecinta sepak bol merasa sedih dan kecewa, beberapa melampiaskan dengan mengunggah meme 'PLN tolong matikan listrik, nggak tega nontonnya", bahkan ada yang mengirim foto suasana ruang tamu yang banyak pecahan kaca akibat televisi di pecah, ada yang melempar televisinya dan adapula yang mengatakan "lain kali piala AFF, Thailand jangan ikut"  Dan beberapa ungkapan kekecewaan lainnya.

Meski tanggal 1 Januari 2022 nanti masih ada pertandingan leg 2, namun Indonesia harus bermain ekstra keras, karena harus menang minimal 5-0 agar agregat menjadi 5-4. Namun kita semua telah mengetahui strategi Thailand setelah menang 2-0 atas Vietnam pada semi final leg 1, pada leg 2 mereka bertahan habis hingga memaksakan bermain imbang.

Bagaimana kita dapat menerima kekalahan kemarin yang kita alami?  Suatu kekalahan dalam suatu pertandingan adalah hal yang wajar. Timnas harus bermain sportif dan harus dengan kepala tegak mengakui kemenangan lawan, asal timnas sudah berusaha secara maksimal.

Seluruh rakyat Indonesia juga harus mengakui kekalahan ini secara sportif, masih ada waktu berlatihlah keras, kita balas kekalahan ini di Asian Games. Jangan mencerca pelatih, pemain ataupun pengurus PSSI, biarlah mereka berbenah diri.

Ketika menang janganlah jumawa, ketika kalah janganlah terpuruk. Instroseksi diri dan terimalah semuanya dengan bijak.

Berikan dukungan kita secara tulus, baik saat timnas menang maupun kalah. Kita harus belajar menerima kekalahan meski pahit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun