Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perlu Langkah Persiapan Menuju Endemi

8 Oktober 2021   11:54 Diperbarui: 8 Oktober 2021   12:03 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: okezone.com)

Setelah Indonesia babak belur dihajar pandemi covid-19 pada awal Q3 2021, sehingga rumah sakit penuh, selasar dan halaman rumah sakit difungsikan, dokter dan nakes berjibaku melawan maut guna menolong pasien, obat-obatan dan vitamin kosong hingga harga melangit dan antrean panjang di apotek , suplai oksigen habis sehingga banyak yang berburu oksigen, pemakaman dan perabuan penuh hingga tenaga yang melayani kepayahan. Indonesia dikabarkan kasusnya meningkat tertinggi diseluruh dunia, bahkan melampaui India.

Pemerintah Indonesia segera mengeluarkan peraturan baru, diberlakukannya PPKM Darurat mulai Juli 2021, dan mulai Agustus 2021 sudah mulai dibuat berjenjang dengan level 1 sampai dengan 4. Setiap level pelarangan yang dilakukan berbeda. Rumah makan dilarang menerima pelanggan makan ditempat, semua harus dilakikan secara take away atau pesan antar. Rumah makan juga harus tutup jam 19.00, dan satpol PP serta TNI / Polri dilibatkan untuk mengawasi dan memblokir jalan. Sekolah yang semula mulai kembali ke Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terpaksa balik lagi ke PJJ. Kantor harus menerapkan WFH kecuali perusahaan yang tergolong essential. Kendaraan umum juga dibatasi penumpang harus menunjukkan STRP. Beruntunglah PPKM berhasil sehingga kasus menurun dengan cepat. Proses vaksinasi juga digencarkan, dari vaksin Sinovac, Astra Zeneca, Moderna dzn Pfizer sudah digunakan.

Pemerintah sudah sedikit bernafas lega, meski masih dibayangi issue akan datangnya serangan gelombang ke tiga yang diperkirakan akan terjadi bulan Desember 2021. Warga juga sekarang sudah mulai berani bepergian keluar rumah, ditandai dengan mulai macetnya beberapa ruas jalan bebas hambatan. Sekarang rumah makan sudah boleh menerima makan ditempat dengan prokes ketat. Kantor sudah mulai bisa nempekerjakan karyawan secara WFO juga sekolah secara bertahap mulai kembali ke PTM.

Apakah sudah saatnya Indonesia merubah status pandemi menjadi endemi?

Tunggu dulu dan sabar, perlu langkah persiapan yang matang, agar gelombang ketiga yang dikawatirkan tidak menjadi kenyataan yang mengerikan. Covid-19 tidak mungkin hilang dalam waktu cepat, jadi manusia harus hidup berdampingan dengan Covid-19 sebagai endemi.

Menjadi endemi artinya, wabah penyakit bersifat sporadis di tempat-tempat tertentu seperti flu, demam berdarah, dan sebagainya. Untuk menuju status endemi, tidak ada pilihan lain selain menjalankan prokes secara disiplin. Manusia harus terbiasa dengan kebiasaan baru menerapkan protokol kesehatan sebagai bagian kehidupan sehari-hari terutama memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
 
Pemerintah juga harus terus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kondisi tersebut akan berlangsung sampai penanganan Covid-19 dianggap benar-benar terkendali.
 

Sebelum merubah status pandemi menjadi endemi, masyarakat harus sudah terbiasa dengan prokes, jangan ada yang merasa sok kebal virus atau kuat. Rumah sakit beserta nakesnya sudah siap fisik dan mental sehingga tidak kelelahan dan malahan ikut menjadi korban. Juga pemilik perusahaan dan bagian HR jangan terlalu kaku, karyawan yang terdeteksi terlihat memiliki gejala sakit wajib diizinkan melakukan isolasi mandiri dan jangan dipaksa untuk WFO sehingga akan menulari teman kerja lainnya.

Merubah status dari pandemi menjadi endemi memang mudah, namun perlu dipertimbangkan secara matang, agar upaya PPKM yang sudah berhasil jangan membuat kita lengah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun