Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Bersepeda Karena Latah

30 Juli 2020   20:52 Diperbarui: 30 Juli 2020   22:08 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda lipat (sumber: tokopedia.com)

Pada era pandemi ini perekonomian Indonesia ikutan tiarap, bahkan diramalkan dua kuartal pertumbuhan ekonomi akan minus, tetapi justru toko sepeda sampai kehabisan sepeda merek tertentu. Uniknya lagi sepeda yang kosong dimana-mana ini ditempat asalnya merupakan sepeda biasa-biasa saja, tanpa fitur yang wah, kelebihannya hanya bisa dilipat.

Saya tak perlu menuliskan merek sepeda tersebut, penulis sangat yakin Anda sudah mengetahuinya. Harganya Anda pasti juga sudah tahu berkisar 50-60 juta. Bahkan yang tergila-gila tidak mempedulikan harga pasaran yang penting barangnya ada.

Siapa pembeli sepeda mahal ini? Kabarnya orang-orang yang tergolong  Crazy Rich Indonesia" yang uangnya tidak berseri lagi. Hal ini bahkan membuat orang asing yang bergabung dalam kelompok atau Group pecinta sepeda di Facebook menyatakan keheranannya. Ada apa di Indonesia sehingga sepeda merek tertentu ini habis bahkan kosong di luar negeri karena diborong orang Indonesia?

Sepeda lipat asal Inggris ini bahkan ditawar dengan harga sangat fantastis. Terlebih lagi ada temannya yang mencari puluhan sepeda untuk dikirim ke Indonesia. Harga tidak jadi masalah yang penting barangnya ada.

Orang Swiss kaya saja hanya memakai sepeda biasa, sepeda yang tidak berharga puluhan juta. Kenapa orang Indonesia di masa pandemi Covid-19 jadi bergaya habis-habisan. Bodoh atau gengsi?

Jangan-jangan bila Indonesia benar-benar terkena resesi mereka akan antre menjual kembali sepedanya.

Orang Inggris lebih berpikir praktis dan mengutamakan fungsinya. Bila ingin bersepeda ya beli sepeda yang berfungsi sebagai sepeda. Sebaliknya orang Indonesia membeli sepeda karena gengsi.. Orang-orang Indonesia yang benar-benar kaya atau sok kaya benar-benar mementingkan gengsi dan status sosial sehingga kehilangan nalar sehatnya. Tak peduli dengan pandemi Covid-19 yang penting dapat bergaya dengan sepeda lipatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun