Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kreasi Pasca Pandemi "Dine in Car"

8 Juli 2020   18:49 Diperbarui: 8 Juli 2020   18:49 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dine in Car (sumber: tempat.com)

Dulu sebelum pandemi virus Corona, bersantap di dalam mobil pernah saya alami bila bersantap di kaki lima, contoh Bubur Ayam Cikini yang selalu padat pengunjungnya, sehingga bangku di gerai kaki lima ini tidak mencukupi untuk menampung seluruh pelanggan yang datang. 

Akibatnya, mereka yang tidak kebagian bangku daripada gagal bersantap terpaksa memesan makanan dan disantap di dalam mobil. Hal serupa pernah saya alami pula di Bubur Ayam legendaris di Pasar Lama Tangerang dan Soto Kuning di Jalan Surya Kencana Bogor. Bersantap di dalam mobil karena tidak kebagian tempat duduk di gerai kaki lima.

Kini setelah pandemi saat berada pada era Kebiasaan Baru (New Normal), rumah makan harus mematuhi protokol jaga jarak. Akibatnya rumah makan yang pada akhir pekan selalu ramai kekurangan meja dan tempat duduk. Kalau menolak pelanggan, tentu pelanggan kecewa, apalagi pelanggan ini sudah merasa jenuh selama tiga bulan terus menerus makan di rumah saja.

Diawali oleh sebuah rumah makan di Victoria, Canada yang menggelar konsep " Dine in Car". Bahkan untuk promosinya semua mobil miliknya diberi tulisan "Drive in Car" secara menyolok.

Promosi "Dine in Car" (sumber:tripadvisor.ca)
Promosi "Dine in Car" (sumber:tripadvisor.ca)
Konsepnya, bila ruangan di dalam rumah makan sudah dinyatakan penuh sesuai aturan protokol pencegahan covid-19, maka pelanggan ditawari konsep "Dine in Car". Pelanggan dapat memesan menu makanan melalui komputer tablet yang terhubung ke server di dalam rumah makam dan terhubung ke bagian dapur, maka begitu pesanan dipilih langsung diterima bagian dapur yang langsung mengolah pesanan.  

Setelah makanan siap, team pengantar membawa meja lipat dan menyerahkan makanan yang dipesan ke dalam mobil pelanggan. Sebelum mulai bersantap, pelanggan disarankan cuci tangan dengan hand sanitizer yang disediakan pihak rumah makan. Setelah pelanggan selesai bersantap, meja dan piring serta sisa makanan diambil dari dalam mobil dan pelanggan membayar tagihan secara non tunai. Pelanggan dapat meninggalkan area parkir rumah makan setelah cuci tangan kembali dengan hand sanitizer.

Di Indonesia

Rupanya ide dari pedagang kaki lima ini telah diterapkan di dua rumah makan di Jakarta yakni Holycow Steak dan Angke. Dengan menerapkan konsep seperti rumah makan di Victoria, Canada, kedua rumah makan ini berhasil memuaskan pelanggannya dengan pengalaman bersantap yang baru dan unik.

Rupanya era Kebiasaan Baru telah melahirkan kreativitas di bidang kuliner. Anda punya ide gila lain untuk menangkap pelanggan Anda, silakan diterapkan semoga dapat memuaskan hasrat bersantap pelanggan Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun