Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Partai Garuda Menyasar Kaum Muda

9 April 2019   17:16 Diperbarui: 9 April 2019   17:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajaran Pengurus Partai Garuda (sumber: beritasatu.com)

Pada pileg 2019 ada empat partai baru yang ikut memperebutkan suara dari warga negara Indonesia. Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Berkarya dan Partai Garuda.
Partai Garuda (Gerakan Perubahan Indonesia) sekarang diketuai oleh Ahmad Ridha Sabana mantan Direktur PT Citra Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Karena pernah bekerja di TPI sering dirumorkan memiliki hubungan dengan Siti Hardiyanti Rukmana, pemiliki TPI. Atau berafiliasi dengan Gerindra, karena saudaranya adalah pejabat teras Partai Gerindra, serta Ahmad pernah menjadi calon legislatif DPR RI dapil 5 DKI Jakarta pada Pileg 2014 mewakili Gerindra. Isu-isu ini dibantah oleh Ahmad yang menyatakan bahwa Partai Garuda adalah partai baru yang menghimpun anak muda untuk berpolitik.
Sedangkan jabatan Sekretaris Jenderal diampu oleh Abdullah Mansuri dari IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia). Partai Garuda sebenarnya cikal bakalnya adalah dari Partai Kerakyatan Nasional (PKN) yang didirikan Harmoko, Menteri Penerangan di era Orba. Namun setelah berubah menjadi Partai Garuda, Harmoko sudah tidak terlibat dalam aktivitas partai ini sejak Kongres PKN 3 April 2015.
Pengurus Partai Garuda didominasi kaum muda dengan usia dibawah 35 tahun, demikian pula dengan calon legislatif yang memperebutkan kursi DPR-RI, DPRD Tingkat I dan II. Iklan di televisi juga tampak sekali partai ini ingin meraup suara dari kaum muda, khususnya para pemilih pemula. Dengan tampilan pemusik yang digemari kaum muda.
Secara head to head, partai Garuda tampaknya akan berebut suara dengan PSI yang pengurus maupun calegnya juga didominasi kaum muda. Bedanya, PSI dengan gagah berani mencoba membuat diferensiasi melawan partai-partai mapan dengan mengusung issue korupsi, transparansi, intoleransi, radikalisme dan poligami. Sedangkan partai Garuda menyasar kaum muda dengan lebih lembut, tanpa gebrakan yang terlalu vulgar. Entah kaum muda lebih suka pilih yang mana.
Partai Garuda juga tidak terlalu banyak menggebrak, spanduk-spanduk di jalanan juga tidak terlalu banyak, sehingga tenggelam di tengah belantara spanduk-spanduk partai lain yang lebih mendominasi jalan raya. Bahkan caleg-calegnya tidak terlalu dikenal bila dibandingkan caleg-caleg PSI seperti Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Tsamara Amany, Isyana, Giring Nidjie, Rian Ernest, Moh. Guntur Romli maupun Dini.
Secara elektabilitas, Partai Garuda menempati posisi ketiga di antara empat partai baru bila mengacu dari hasil survei LSI. Perindo teratas dengan 2,6%, PSI ke dua dengan 0,4%, sedangkan Partai Garuda menempati posisi ke tiga dengan 0,2%, sedikit lebih unggul dibandingkan Partai Berkarya yang hanya  0,1%.
Dalam pilpres, Partai Garuda bersama Partai Berkarya bergabung dalam koalisi bersama Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN yang mengusung capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Berbeda dengan dua partai baru lainnya, Perindo dan PSI yang mengusung capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan berkoalisi dengan PDIP, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PBB dan PKPI.

Mampukah Partai Garuda menembus ambang parlemen 4%? Bila mengacu dari survei memang masih jauh, tapi siapa tahu ada kejutan di hari H.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun