Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money

Begini Caranya Mengelola Finansial dengan Bijak

29 Agustus 2017   07:44 Diperbarui: 29 Agustus 2017   07:52 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi LPS (Sumber:www.medan.tribunnews.com)

Masa yang  paling menarik adalah saat selesai menamatkan pendidikan tinggi. Setelah  selama di pendidikan tinggi di didik sesuai jalur ilmu yang dipilih,  juga sempat menimba banyak pengetahuan kepemimpian (leadership) dari  perhimpunan mahasiswa di luar kampus, juga organisasi di dalam kampus  seperti Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa di era kuliah 1970-1980.

Masuk  ke dunia kerja sebagai fresh graduate, tidaklah terlalu mengejutkan,  karena selama kuliah juga sudah mengenyam penghasilan dari bea siswa dan  gaji asisten dosen. Hanya saja, di dunia kerja visi lebih terarah,  karena harus mampu mencapai jenjang tinggi manajemen, agar pendapatan  otomatis bertambah atau meningkat.

Menabung

Untungnya  saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar sudah diperkenalkan dengan  dunia perbankan oleh orang tua. Masih membekas dalam ingatan betapa  senangnya menerima buku tabungan, meski harus belajar membuat tanda  tangan terlebih dulu. Oleh orang tua, saya diajarkan untuk tidak  meletakkan telur dalam bakul yang sama. Oleh karena itu uang jajan yang  terkumpul dalam celengan berbentuk ayam, dipecahkan dan uang dibawa ke  bank. Sekaligus saya membuka dua tabungan, satu di Bank BNI (dulu BNI  1946) dan Bank BRI.

Tabungan  ini terus berlangsung saat duduk di bangku SMP, SMA bahkan perguruan  tinggi saat menerima gaji dari pekerjaan sebagai asisten dosen dan  menerima bea siswa prestasi.

Saat  gaji pertama di dunia kerja, saya mulai berhitung dengan rumus :  Pendapatan = Pengeluaran Rutin + Tabungan + Investasi, namun investasi  masih nihil, maklum gaji seorang fresh graduate belum terlalu tinggi.

Pengeluaran  rutin adalah biaya transportasi, makan, rekreasi, pakaian dan membantu  biaya rutin rumah orang tua, seperti listrik, air, koran, dan lain-lain.  Sisanya semua dimasukkan ke dalam tabungan.

Investasi

Tahun  berjalan, posisi di dunia kerja beranjak naik, gajipun ikut meningkat.  Saya mulai memikirkan untuk berinvestasi. Investasi kecil-kecilan dulu,  berupa asuransi dan logam mulia. Pada tahun-tahun berikutnya, barulah  saya mulai berani membeli rumah dengan uang tabungan, belum berani  membeli secara kredit.

Setelah  pengetahuan finansial bertambah, saya mulai berani membeli rumah secara  kredit, dengan jaminan rumah yang dibeli, rumah dapat dikontrakkan  sehingga memberikan penghasilan tambahan.

Salah  satu investasi yang tidak saya lakukan hingga sekarang adalah bermain  saham, paling berani saya hanya bermain aman melalui Reksadana. Meski  banyak teman yang berhasil menjadi kaya karena bermain saham, saya tidak  terlalu tertarik dalam investasi yang satu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun