Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Si Anak Kampoeng Damien Dematra

21 April 2011   05:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Usai menonton film karya Damien Dematra, di Epicentrum XXI, Taman Rasuna Said, Selasa(19/4) malam mantan Menko Perekonomian jaman Presiden Gus Dur, Rizal Ramli mengatakan seandainya insan film nasional dapat berkaca pada film perdana Si Anak Kampung (SAK), maka tentunya masih banyak lagi yang bisa digarap di tanah air. Ia yakin bila para insan film konsisten menciptakan film sekelas SAK niscaya pembangunan mental karakter bangsa ini akan lebih mudah diarahkan. Ia tambahkan, film SAK menjawab kebutuhan anak bangsa akan figur panutan yang semakin sulit ditemui saat ini. Pong Hardjatmo sendiri mengisahkan sebelum acara pemutaran dimulai sekitar pukul 19.19 di Studio 1 yang berkapasitas 500 penonton film ini dimaksudkan memacu minat generasi muda untuk lebih mencintai keragaman nasional sebagai asset bangsa bukan sebagai pertentangan yang memecah belah bangsa. Film ini digarap sutradara Damien Dematra, yang sekaligus adalah penulis. Produser dalam film ini adalah Fajar Riza Ul Haq dan Damien Dematra dengan rumah produksi Damien Dematra Production bekerjasama dengan Maarif Production. Damien mengatakan betapa panjang perjuangannya untuk menghasilkan film yang dimulai dari sebuah perjumpaan, yaitu saat ia berkunjung ke rumah Buya Syafii Ma'arif atas rekomendasi Gus Dur. Begitu melihat Buya, Damien terkesan dengan kesahajaan seorang tokoh besar yang masih memasak, mencuci mobil, dan menyetir sendiri. Dengan begitu, ia merasakan sosok sederhana seorang pemimpin. Kesederhaan hidup dan keluwesannya dalam bertutur kata dan mengungkapkan pandangannya serta kisah hidupnya. Kontan saja, Damien Dematra menawarkan untuk memfilemkan kisah hidup Buya. Film ini berlatar belakang tahun 1930-an sampai 1950-an di sebuah kampung kecil Minang yang telah menjadi saksi bisu perjuangan Si Anak Kampoeng. Syafii Maarif kecil yang bisa dipanggil Pi'i adalah anak kapala nagari terpandang di Sumpur Kudus, Sumatera Barat. Sang ayah ingin Pi'i menjadi seperti dirinya dan mendorongnya untuk maju namun tidak suka bila anaknya merantau. Namun, ada sosok Onga Sanusi, seorang tokoh dan pengajar Muhammadiyah yang menjadi idola Pi'i berpendapa Syafii akan menjadi lebih besar dibanding sang ayahnya dan pergi merantau untuk menimba ilmu. Meski rasa rindu yang mendalam akan bundanya, Pi'i harus berhadapan dengan banyak kendala yang terlalu besar untuk dirinya dalam mengikuti hatinya: benarkah sebegitu mahal harga yang harus dibayar untuk mengejar mimpi? Apakah akhirnya kehidupan bermurah hati pada mereka yang terus berusaha menggapai mimpi? Sosok kisah hidup Buya dalam film ini cukup baik diperankan oleh Radhit Syam (Syafii kecil) dan Lucky Moniaga (Datuk Ma'rifah, ayah Pi'i), dan didukung secara profesional dan total oleh para pemain papan atas, Ayu Azhari, Ingrid Widjanarko, dan Pong Hardjatmo serta para bintang lainnya Virda Anggraini, Maya Ayu Permata Sari, Elmendy, Mohammad Firman, Ayu Gumay dengan sejumlah pemain lainnya. Bukanlah berkelebihan bila Lembaga Sensor Film mengeluarkan rating kategori Semua Umur untuk film ini, yang artinya film ini layak dikonsumsi oleh semua lapisan usia. Memang film ini pantas menjadi oase bagi generasi remaja dan muda di tanah air.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun