Mohon tunggu...
Sutan Malin Sati
Sutan Malin Sati Mohon Tunggu... Seniman - tukang saluang hobi barandai

Tukang Saluang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UAS Ceramah tentang Pemimpin yang Dititipkan Amanah Contohkan Trump, Sindir Prabowo?

15 November 2020   11:56 Diperbarui: 15 November 2020   12:09 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Abdul Somad (UAS), Sumber: Riau Pos

Ulama asal Pekanbaru, Riau, Ustadz Abdul Somad (UAS) menemui Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) di Pesantren Alam dan Agrokultural Markas Syariah di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/11). Pada kesempatan tersebut, UAS mendapatkan kesempatan untuk berbicara di dekat HRS, para pengikut dan simpatisannya.

Dalam sambutannya, UAS menitipkan pesan pada para pemimpin yang dititipkan amanah. UAS pun memberikan contoh yang banyak dilihat masyarakat luas terkait apa yang dialami mantan Presiden AS Donald Trump.

"Kurang hebat apa Trump, kaya raya, berkuasa. Tapi ketika kekuasaan itu diambil Joe Biden, kita pun malu melihat video ejekan-ejekan (terhadap Trump) itu. Kalau hari ini kau punya kekuasaan, sampai masanya kau akan mengalami yang dialami Trump, jabatan diambil Allah," kata UAS.

Selentingan, publik menilai pesan UAS tersebut menyindir Prabowo Subianto yang ketika Pilpres 2019 lalu didukung oleh ulama dan habaib. HRS dan UAS adalah sebagian kecil habaib dan ulama yang mendukung Prabowo kala itu.

Jika dihitung kaya, kurang kaya apa Ketua Umum Gerindra tersebut. Bahkan dalam debat Pilpres 2019 lalu, Prabowo mengakui bahwa dirinya merupakan bagian elite 1 persen yang kuasai aset negara. Jika ditinjau kekuasaan, kurang apa kekuasaan yang dimiliki Prabowo saat Pilpres 2019 lalu, dukungan umat kala itu solid kepadanya.

Tapi, ketika Prabowo "tergoda" kekuasaan, dianggap meninggalkan amanat umat, dan lupa janjinya yang akan memulangkan HRS, berbagai ejekan dialamatkan kepada dirinya. Bahkan PA 212 yang terbentuk atas gerakan moral yang dikomandoi HRS dengan gamblang memberikan stigma "pengkhianat" pada Prabowo.

Di daerah saya, Sumatera Barat, yang menjadi salah satu basis kemenangan terbesar Prabowo pada Pilpres 2019 lalu, masyarakat begitu kecewa. Dalam berbagai obrolan warung kopi, masyarakat ranah Minang mengaku menyesal memilih Prabowo dengan mati-matian dan secara swadaya.

"Urang munapiak. Kok tau ka malakok juo, ancak den pilih Jokowi se lai. Ndak paralu den basitagang urek gai doh," (Orang munafik. Kalau tahu akan merapat sejak awal, lebih baik saya pilih Jokowi saja. Tidak perlu saya beradu argumen dengan orang lain atas pilihan saya).

Selanjutnya, pernyataan UAS, "Kalau hari ini kau punya kekuasaan, sampai masanya kau akan mengalami yang dialami Trump" diasosiakan publik sebagai sinyalemen menjauhnya dukungan umat islam kepada sosok Prabowo.

Terlepas dari benar atau tidaknya tangkapan publik atas sambutan yang diberikan UAS kala bertemu HRS, sudah sepatutnya seorang ulama memberikan pedoman kepada umat untuk memilih pemimpin yang selalu mendengarkan aspirasi dan menangkap harapan rakyat. Karena sejatinya seorang pemimpin adalah pengayom, pelayan bagi rakyatnya.

Jika seorang pemimpin tak bisa menjaga amanah, berkhianat pada aspirasi umat, lalu dipilih sebagai pemimpin umat, maka tunggulah kehancuran. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Jika amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." (HR Al-Bukhari).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun