Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Ringan, Relevan, dan Refresh

Menebar kebaikan melalui tulisan ringan, relevan dengan keadaan, dan merefresh untuk memulihkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambut Ramadhan dengan Suka Cita

6 Februari 2025   20:49 Diperbarui: 6 Februari 2025   20:49 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rutinan Majelis Asy-Syifa di Masjid An-Najah Dukuh Payo Dusun Tiyang RT 03 RW 02 Desa Tanjungsari Kecamatan Karangrejo Tulungagung, telah dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 3 Pebruari 2025 lalu. Majelis yang dimulai setelah jamaah shalat 'Isya ini tak hanya dihadiri oleh warga setempat, tapi juga warga sekitar desa, dan para hawari Majelis Asy-Syifa dari berbagai wilayah.

Kajian episode ini Habib Hasan, fokus dalam rangka menghadapi datangnya bulan Ramadhan ini, pesan Haibib, ada beberapa hal yang perlu kita siapkan antara lain; Agar kita menyambut kedatangan Ramadhan dengan suka cita, bahagia, dan semangat untuk melaksanakannya. 

Selanjutnya Beliau menukil sabda Nabi, 'Seoarang yang mukmin ketika mereka menjalankan ibadah puasa wajib ditambah sunah-sumahnya, mereka akan mendaptkan tambahan rezeki dari Allah SWT'. Nah, penyakit kita secara umum memahami rezeki hanya berupa uang saja, padahal hakikat rezeki adalah semua karunia Allah adalah rezeki. Entah itu karunia kesehatan, hidayah sehingga menjadi suka melakukan ibadah dan kebaikan, keluarga yang bahagia, anak yang sholih-sholihah, semua itu rezeki. Di bulam Ramadhan Allah menebarkan rezeki lebih banyak dari pada bulan yang lain, itu sebuah kepastian, sadar tidak sadar itu yang terjadi.

Disebutkan dalam Kitab Isrsyadul 'Ibad, ada seorang pemuda ketika diluar bulan Ramadhan ia shalat seenaknya, shalat lima waktunya tak pernah penuh ditegakkan. Menyongsong bulan Ramadhan ia persiapkan mulai mencuci semua pakaian, diberi wewangian, untuk beribadah di bulan Ramadhan. Ketika bulan Ramadhan tiba ia mengqodho' semua shalat yang pernah ia tinggalkan, shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, ia tinggalkan semua yang dilarang dan ia kerjakan setiap yang diperintahkan. Dengan kalimat lain tobatnya hanya di bulan Ramadhan.

Suatu ketika ada yang bertanya, "Saudaraku, engkau ini kami perhatikan ketika di bulan Ramadhan ibadahmu begitu luar biasa, tapi ketika diluar bulan Ramadhan ibadahmu acak-acakan, cenderung seperti mengabaikan?" 

Pemuda tersebut menjawab, "Saya cinta dengan Ramadhan, saya gembira dengan datangnya Ramadhan, karena Allah tidak memberikan ampunan sebesar bulan Ramadhan. Sehingga bulan Ramadhan kami jadikan untuk bertobat kepada Allah, karena sadar saya banyak dosanya."

Belum keluar dari bulan Ramadhan pemuda ini meninggal dunia. Warga yang tinggal disekitar berbondong-bondong takziyah dan menyolati jenazah pemuda tersebut. Beruntung sekali banyak sekali yang turut menyolati, makin banyak yang menyolati, makin besar ampunan Allah pada jenazah.

Kisah ini tidak untuk ditiru, 'Ah saya akan tobat ketika Ramadhan saja' bukan begitu. Persoalannya ialah kalau endingnya sama gak apa-apa, kalau tidak? Ingat, maut bisa menjemput setiap saat sesuai keputusan Allah, bukan keinginan atau angan-angan kita, penegasan Habib Hasan.

Allah tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan kita. Jika kita merasa sudah tidak mampu menerima ujian Allah itu bukan berarti ujiannya diluar kemampuan, akan tetapi itu karena kita tidak dekat dengan Allah. Demikian pula dengan puasa Ramadhan adalah perintah yang hakikatnya semua orang bisa atau mampu melakukan, namun yang mau melaksanakan hanyalah orang-orang beriman saja. Puasa ini diturunkan untuk kepentingan hamba sendiri, karena puasa itu menyehatkan jasmani dan ruhaninya, membahagiakan lahir dan batinnya, di bulan ini Allah banyak menganugerahkan kasih sayang, ampunan, dan kemuliaan terjauh dari api neraka kepada semua hamba beriman. 

Lima perintah dari Allah kepada Nabi Yahya dan umatnya sebagai berikut; (1) Bertauhid, larangan menyekutukan Allah. Ajaran ini juga menjadi ajaran pokok dalam Islam. (2) Shalat, telah diperintahkan sejak zaman Nabi Yahya,namun caranya tidak sama dengan shalatnya umat Nabi Muhammad. (3) Berpuasa, seperti orang berada dalam sebuah perkumpulan dimana ia membawa sekantong minyak misik (minyak wangi paling harum). Minyak ini diambil dari organ (serupa kantong) dalam tubuh binatang Kijang, namun tak semua Kijang memiliki. (4) Bersedekah, dan (5) Berdzikir kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun