Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Buat WNI Eks ISIS, Negara Ini Bukan Ban Serep!

11 Februari 2020   21:14 Diperbarui: 11 Februari 2020   21:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat polemik pemulangan eks WNI ISIS yang begitu hangat di media akhirnya saya jadi tertarik untuk ikutan nimbrung. Yang jelas senada dengan yang sudah diputuskan oleh pemerintah, saya pribadi cenderung untuk menolak mereka. Alasannya:

1. Mereka cuma menganggap negara ini ban serep! Coba kalau seandainya saat ini ISIS telah berhasil menjadi sebuah negara kuat yang diakui kemerdekaannya oleh banyak negara lainnya, akankah mereka, eks WNI ini berpikir untuk kembali ke sini? Saya yakin jawabannya adalah TIDAK.

Pasti mereka akan lebih suka tinggal bersama ISIS dibandingkan balik lagi kesini. Masalahnya adalah ternyata kemudian mereka mendapati kenyataan yang tak sesuai harapan. Nah akhirnya mereka pun mau balik kucing ke negara ini dengan menjadikannya "ban serep".

2. Mereka itu eks-WNI dan bukan WNI. Kedua istilah yang sangat berbeda.  Jadi tidak ada alasan apapun buat membela mereka. Mereka sudah membakar paspor dan menyatakan kesetiaannya kepada ISIS. Ingat ya di sini mereka membakar dan bukan passpornya yang tanpa sengaja terbakar.

Lagi-lagi dua dua istilah yang tak sama. Mereka secara otomatis sudah kehilangan kewarganegaraannya. Indonesia juga tidak menganut azas dualisme kewarganegaraan jadi kalau ada orang yang pindah menjadi warga negara lain maka secara otomatis dia akan kehilangan kewarganegaraan RI-nya (setahu saya sih begitu).

3. Potensi untuk menjadi virus teror di negara ini. Seharusnya semua pihak belajar dari sejarah yang sudah terjadi bagaimana kombatan-kombatan semacam ini walaupun sudah diradikalisasi masih berpotensi menjadi ancaman teror yang menakutkan. Apakah pemerintah akan mengorbankan 200 juta lebih rakyat hanya demi membela beberapa gelintir "virus"?

Apalagi saat ini ISIS sedang memerintahkan anggota-anggotanya untuk kembali pulang ke negara-negara asalnya karena posisi mereka yang terus terdesak. Lebih dari sekedar negara, ISIS juga sebuah ideologi yang bisa tertanam begitu dalam di dalam diri seseorang.

Tidak ada jaminan usai diradikalisasi mereka akan bisa "normal" kembali seterusnya.  Mereka bukan eks ISIS tapi tetap saja ISIS karena ideologi itu sudah menjadi jalan hidup mereka selama ini.

4. Memulangkan mereka adalah kemunduran perang terhadap terorisme. Coba deh bagaimana dengan nasib eks korban terorisme selama ini? Nyaris tanpa pemberitaan sama sekali. Akankah kita akan terus mengulang-ulang kesalahan yang  sama? Apakah masih belum cukup korban-korban berjatuhan selama ini? Katakan cukuplah untuk terorisme mulai sekarang juga.

Saya lebih suka jika pemerintah menolak semua eks WNI ISIS itu tanpa kecuali termasuk anak-anak karena mereka pun juga bisa menjadi potensi di kemudian hari. Justru doktrin akan jauh lebih mudah ditanamkan kepada anak-anak daripada orang dewasa.

Mengambil anak-anak ini sama saja dengan memelihara anak macan yang masih berpeluang akan mencelakai majikannya sudah besar nanti.  Jangan pernah rela jika negara ini dijadikan ban serep oleh siapapun dari mereka. Terima kasih tuk pemerintah yang sudah mengambil langkah tepat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun