Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk, Belajar Coaching!

27 September 2022   15:53 Diperbarui: 27 September 2022   16:08 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah 'kan ada seseorang yang kita curhatin dengan masalah dia tidak menjawab tetapi balik bertanya? Kita jawab lagi, beliau bertanya lagi. Lagi-lagi jawaban kita menjadi bahan beliau bertanya. Hingga akhirnya, tanpa sadar kita menemukan jawaban. Simpul masalah terurai. 

Setelah itu, lalu kita mohon diri dan mengucapkan terima kasih. Dalam hati pun terbesit rasa kagum. Bagaimana aku bisa seperti beliau?

Paragraf di atas saya saksikan sendiri. Melalui layar monitor ruang pertemuan Google. Ibu Aya, lengkapnya Cahya Mulyawati, LCPC coach profesional, menjadi fasilitator ketika kami mengikuti Diklat Penyegaran PP Guru Penggerak tanggal 26 September lalu.

Seorang teman menanyakan sesuatu. Ia pun bercerita panjang lebar. Jika saya yang mendengarkan, niscaya otak berpikir keras mencari jawaban untuk membantunya. Namun, tidak bagi Bu Aya. Selesai hingga titik, Bu Aya menanyakan bagian yang teman saya ceritakan. Teman saya pun kembali bercerita panjang lebar. Seakan masalah semakin sulit dipecahkan. 

Setelah selesai, kembali ibu fasilitator menjawab dengan pertanyaan yang membuat teman saya makin semangat menjawab. Empat atau lima kali dialog mereka terjadi. Setelah teman saya menjawab untuk kelima kalinya, ups ... masalahnya pun terpecahkan.

"Ibu, apakah Ibu sudah tahu jawaban dari permasalahan Ibu?," tanya Bu Aya.

Teman saya mengiyakan. Tidak lupa menulis di kolom komentar, "Malu aku."

Itulah proses coaching. Coach tidak sibuk mencari jawaban, tetapi sibuk mendengarkan secara aktif. Lalu, kata kunci dari jawaban klien atau biasa disebut coachee, menjadi pertanyaan berbobot bagi coach. Pertanyaan itu   bersifat mengidentifikasi masalah yang dihadapi coachee. Coachee pun dengan suka rela dan makin bersemangat untuk menceritakan hal yang dirasakan, direncanakan, atau ingin dilakukan.

Penyampaian materi dengan pemberian contoh secara langsung ketika teman mengajukan "keluhan" yang dilakukan oleh ibu Cahya "Aya" Mulyati membuka wawasan saya tentang coaching.

Setidaknya, ada tiga hal yang dilakukan Bu Aya sebagai coach. Pertama, ada sikap antusias dari coach. Beliau dengan saksama mendengar keluhan coachee. Ibu Aya, meskipun pada layar, terlihat hadir dan dengan mimik menarik mendengarkan cerita teman saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun