Jika saya membeli sebuah saham Perusahaan, maka terlihat secara kasat bahwa Perusahaan tersebut ada dan bergerak sesuai dengan industrinya masing masing. Ada usaha yang dilakukan, laporan keuangan, ada assetnya, dan yang pasti ada bisnis di sana. Transaksi jual dan beli, yang juga cuma ada dua jenis, yaitu barang dan jasa.
Lalu kripto?
Saya tidak paham bagaimana asset kripto bisa disebut asset karena setahu saya tidak ada kegiatan usaha yang terlihat secara fisik di sana.
Saya sendiri beranggapan bahwa crypto tidak lebih dari soal supply dan demand. Dimana ketika permintan tinggi namun barangnya terbatas, maka tentu harganya akan naik. Bisa dibayangkan bila suatu saat tidak ada lagi yang tertarik dengan kripto.
Hmm.. saya mencoba mengingat apa yang pernah saya baca pada harian Kompas ketika Piala Dunia 2006 di Jerman dulu. Kala itu (seinget saya) harian Kompas menulis berita mengenai bisnis prostitusi yang meningkat di Jerman selama gelaran piala dunia di sana.
Selama ada permintaan, supply pasti akan selalu ada kan
Lalu bagaimana jika suatu hari tidak ada demand di kripto....
Ah, ya sudahlah, saya Cuma orang kolot.. :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H