Education is not preparation for life, education is life itself-John Dewey
Dosen, bagi saya bukan sekedar profesi, melainkan tugas kehormatan untuk mendidik anak bangsa dan membangun SDM Unggul, sebagai kontribusi mulia untuk bangsa. Apakah semua dosen dan guru menyadarinya ?
Guru dan Dosen, bukanlah "Lapangan Pekerjaan" tetapi profesi khusus yang mestinya harus diisi oleh orang-orang istimewa. Sistem yang tidak mengindahkan hal ini dan menjadikan profesi guru dan dosen sebagai sebuah pekerjaan untuk menghasilkan uang semata, sesungguhnya telah mendorong keterpurukan tingkat pendidikan di Indonesia.
Tugas Dosen sangat berat, mendidik orang dewasa yang sesungguhnya sudah memiliki pendirian sendiri, bahkan prinsip sendiri dalam hidupnya ; entah positif atau negatif, optimis atau pesimis, fixed atau growth mindset. Sangat mudah untuk mengajar dan berdiskusi dengan mahasiswa yang memiliki mindset terbuka dan tumbuh, tapi bagaimana dengan yang fixed mindset ? Disinilah letak kompetensi dosen akan diuji, meruntuhkan tembok ego dari mahasiswanya demi membangunnya menjadi SDM Unggul.
Kenapa Dosen harus orang-orang unggul ? Iya, tugas utamanya adalah mendidik, ia harus memiliki dua kompetensi utama : Cerdas dan Bijaksana. Bukan soal IPK semata (walaupun tinggi rendahnya IPK juga memiliki korelasi), tetapi kemampuan untuk 'menggoyang' buih-buih pengetahuan demi dapat 'ditangkap' oleh mahasiswa dan membuatnya mampu bertumbuh dalam  pengetahuan dan mencintai belajar. Bijaksana, ia mampu menempatkan diri, ego diri dan mengutamakan pertumbuhan mahasiswanya, bukan seleranya. Sebab, mahasiswa harus dipersiapkan pada dunia yang tidak sama dengan masa muda sang Dosen.Â
Bagi saya, tugas yang paling berat sebagai pendidik adalah menumbuhkan kecintaan dan semangat belajar. Karena bagaimanapun, mindset "pabrik" sisa kolonial masih terasa yakni mahasiswa kuliah untuk mendapatkan pekerjaan semata. Dan ini jumlahnya banyak, dibandingkan dengan mahasiswa yang benar-benar ingin belajar. Tidak jarang mereka hanya ingin mengejar selembar ijazah yang akhirnya harus kecewa karena penolakan kerja dimana-mana. Kurangnya kompetensi lulusan, kurangnya pengalaman termasuk kegiatan internasional dan minimnya penguasaan bahasa asing menjadi kelemahan utama mahasiswa Indonesia. Olehnya, untuk mengubah semua itu, diperlukan kerjasama semua pihak dan juga Dosen yang unggul yang mampu menginspirasi, bukan sekedar mengajar untuk menerima gaji. Juga mahasiswa terbangun mindset untuk belajar dan bertumbuh, bukan sekedar menjadi sarjana kertas tanpa kompetensi yang memadai