Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apresiasi Dari New Delhi Untuk Anand Krishna Di Acara Guru Sangamam

18 April 2012   10:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignright" width="432" caption="H.H. Sri Anand Krishna Ji, H.H.Swasthi Shree BhattarakaCharukeerthi Pandithacharyavarya Swamiji, H.H.The Gyalwang Drukpa Ji, H.H.Sadhgurur Jaggi Vasudev Ji, H.H. Jagadguru Shri Shivarathri Deshikendra MahaswamiJi, H.H. Swami Chidanand Saraswatiji Maharaj, H.H. Sri Sankaracharyaji Maharaj, H.H. Dr. Lokesh Muni Ji, H.H. Swami Avdheshanand Giri Ji."][/caption]

Proses kreatif Anand Krishna memang tiada pernah kenal surut, Anand terus mengabadikan hasil renungannya ke dalam buku-buku yang sebagain besar di terbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Salah satu buku Anand yang sebentar lagi akan menyapa pecinta buku Indonesia adalah Neo Spiritual Hynotheraphy yang juga akan di terbitkan olehGramedia Pustaka Utama.

Menjelang terbitnya buku Neo Spiritual Hynotheraphy ada khabar membahagian bagi para pecinta buku-buku Anand Krishna, dimana salah satu buku Anand yang berjudul The Hanuman Factor diterbitkan dan dipasarkan di India New Delhi.

Peluncuran buku The Hanuman Factor bertepatan dengan acara Guru Sangamam di New Delhi pada tanggal 12 April 2012, dimana di hadirkan oleh tokoh-tokoh spiritual terkemuka New delhi diantaranya adalah : H.H.Swasthi Shree BhattarakaCharukeerthi Pandithacharyavarya Swamiji, H.H.The Gyalwang Drukpa Ji, H.H.Sadhgurur Jaggi Vasudev Ji, H.H. Jagadguru Shri Shivarathri Deshikendra MahaswamiJi, H.H. Swami Chidanand Saraswatiji Maharaj, H.H. Sri Sankaracharyaji Maharaj, H.H. Dr. Lokesh Muni Ji, H.H. Swami Avdheshanand Giri Ji.

Guru Sangamam dibentuk tahun lalu dengan tujuan untuk promosikan dan merayakan khazanah spiritual, awalanya dimulai oleh berkumpulnya 17 tokoh spiritual kemudian berkembang lebih dari 100 tokoh spiritual mendukung diadakan acara tersebut secara rutin.

Di acara tersebut Anand diperkenalkan sebagai salah satu putra Indonesia yang telah menginspirasi mayrakat luas dengan kegiatan-kegitannya dalam mempromosikan cinta kasih dan perdamaian, berikut apresiasi New Delhi terhadap Anand Krishna ketika memperkenal Anand kepada audiens yang menghadiri acara Guru Sangamam.

“Proud of his indian roots, Anand Krishna was born in Indonesia, which as predicted by the Shuka Nadi is his Karma Bhoomi. Dr. Rajendra Prasad, the first President of India, remarked upon seeing the child Krishna. "This is not ordinary boy.". The prediction has come trueStanding high as the legendary Mount Meru, Anand Krishna wavers not an inch from his course of action, inspite of all kinds of trials and turbulences. Beside the mother Organization, Anand Ashram Foundation (affiliated with UN), Anand Krishna has inspired several other social and educational institutions.

The 4th President of Indoneisa, KH Abdurrahman Wahid recognized his contributions and said, "If we want to have peace, then we must hear what Anand Krishna is saying." He has a legacy of almost 150 books to date with more than 1 million copies sold in the past 20 years. People of all faiths attending his talks is a running commentary to his vision "One Earth, One Sky, One Humankind."

Swami Chidananda Saraswati yang merupakan General Secretary Of Guru Sangamam memberikan sambutan.

“We have always believed in the famous Sanskrit words ‘Ekam sat, vipra bahuda vadanti’ which meant the truth is one but the sages and wise men call it and perceive it by various names. Therefore our mat [paths] can be different but our man [heart] has to be one. The beauty of Indian spirituality is that it makes a person so evolved that even though one goes through so many ups and downs in life, one never loses his or her inner strength and composure. It is through our traditions of sadhana [penance] and samarpan [surrender] that we can show the correct path to the world in today’s times.”

” Today our youth is getting shiksha [education] but they are not getting diksha[initiation], they are aiming to become bhavya [big and prosperous] but are not striving to become divya [divine].” According to Muni Ji, though the youth of today was getting connected to internet at the same time there was a need to connect to his inner net, that is his own self for evolution and self realization.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun