Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Coretan Siswi SMAN 1 HU'U dalam Memperingati Hari Guru Nasional

25 November 2022   21:25 Diperbarui: 25 November 2022   21:31 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada umumnya setiap negara memiliki hari guru yang berbeda beda. Di Indonesia sendiri dalam memperingati hari guru dilakukan setiap tanggal 25 November setiap tahunnya.

Pada tahun ini, hari guru jatuh pada hari Jum'at tanggal 25 November 2022, dan bertepatan dengan di bentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sesuai keputusan yang dikeluarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.

Tujuan diadakannya Hari Guru Nasional adalah untuk memperingati ulang tahun PGRI sebagai wujud penghormatan dan dukungan kepada guru di seluruh Indonesia. Lebih khususnya lagi, peringatan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi para guru atas jasa-jasanya selama mengajar. Hari guru menjadi sebuah peringatan yang penting sebagai bentuk dari apresiasi dan kepedulian terhadap guru.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Sebagai lembaga pendidikan, SMA Negeri 1 Hu,u (SMAN 1 HU'U) tidak ketinggalan memeriahkan hari guru nasional yang serentak dilaksanakan di seantero negeri. Inisebagai wujud komitmen sekolah yang berada di selatan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ini dalam menghormati peran dan jasa guru yang telah mendidik generasi bangsa.

Maka, dalam rangka memperingati hari guru nasional ini dengan menggelar upacara bendera yang personilnya adalah semua guru. Dalam upacara ini guru yang menjadi personil upacara menjalankan tugasnya dengan baik tanpa ada hambatan sedikit pun.  Upacara bendera berjalan khidmat dan penuh emosional.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Namun yang menarik, seorang siswi bernama Uswatun Hasanah menulis tentang hari yang spesial buat guru-gurunya. Dia siswa yang pandai. Ia ingin mempersembahkan tulisannya buat guru-guru hebat di sekolahnya. Baginya menulis merupakan cara yang dipilihnya untuk menghormati orang 'tua'Nya di sekolah.


Karena guru, menurut Uswatun merupakan orang tua kedua yang mendidiknya dengan embun ilmu pengetahuan. Guru baginya laksana matahari yang tak bosan menyinari dengan cahaya ilmu yang menghangatkan kebekuan jiwa. Menjernihkan pikiran dalam menatap semesta. Menjadi peta jalan dalam gelapnya dunia yang tak pasti.

Uswatun sadar, hidup tanpa guru ibarat berada di dalam gua yang tak tau harus melangkah kemana. Membeku dalam ketidak pastian. Buta dalam menatap perkembangan dunia. Ketinggalan dalam banyak aspek kehidupan.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin

Demikian, Uswatun mengapreasias beberapa gurunya yang menjadi personil upacara di hari guru nasional ini. Sebut saja ibu Nur, pak Arif serta pak Ozan. Begitu juga dengan ibu Nurhidayati yang membaca tatanan upacara dan guru lain yang juga berperan sebagai personil upacara. Rasa hormat pula ia sampaikan kepada kepala sekolahnya yakni Ibu Titi Sumantri,S.S. dan bapak Abdul Haris selaku Wakasek Kesiswaan.

Hal yang sama diungkapkan oleh Marcella Shefaleantin. Baginya guru adalah embun yang selalu membasahi dahaga yang karat kering kerontang. Guru serupa tanah gembur yang menumbuhkan benih yang menghijaukan semesta. Tanpanya serupa malam tanpa cahaya bintang yang menyinari dunia. Kehadirannya adalah anugrah terindah  yang pernah dimilikinya dalam hidup.

Tak bisa dibayangkan kehidupan tanpa guru. Dan di dalam memperingati Hari Guru Nasional ini merupakan momentum baginya untuk mengucapkan terima kasih dan luapan rasa syukur kepada sang pencipta karena memberinya guru-guru hebat dalam mendidiknya.

"Guru berperan sebagai seseorang yang memberikan pendidikan dan pengajaran baik secara formal maupun non formal. Guru juga adalah pamong yang mendorong kita untuk selalu disiplin dan bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat" ucap siswi yang duduk di kelas XI MIPA 3.

Senada dengan Uswatun dan Marcella. Dzhohira Ananda Dina Mantika Putri juga memandang tinggi jasa-jasa guru yang setia mendidiknya. Peran guru dalam hidupnya tidak cukup diungkapkan dengan kata-kata atau sederatan barisan kalimat memuji. Selain orang tua di rumah, guru merupakan manusia yang memiliki hati sebening intan dan berlian. Kilauannya mendamaikan qalbu. Merekahkan senyum kala gunda gulana merajai hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun