Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dua Kawan yang Belum Kawin

23 November 2021   11:20 Diperbarui: 23 November 2021   11:48 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAYA mengenal keduanya. Cukup lama. Bahkan ketika kami bersama dalam satu payung pekerjaan, intensitas perjumpaan justru semakin menguatkan hubungan yang sempat terjalin lama. Keduanya driver. Membawa general crew, logistik serta segala urusan mengenai pekerjaan. Semua dijalani dengan professional yang didasari integritas tinggi. Itulah pekerjaan keduanya.

Dok. Dient Dan Wawan
Dok. Dient Dan Wawan
Tak pernah terlihat keduanya mengeluh apa lagi sampai bertengkar. Keduanya ibarat kepompong yang bersahabat baik dengan saling memahami satu sama lain. Umur keduanya berjarak sekira tiga atau empat tahunan. Berbeda pula jarak pendidikan. Satunya lulusan perguruan tinggi, sementara yang satunya lagi hanya berhenti di tingkat sekolah menengah atas. 

Di atas perbedaan yang ada, keduanya memilik banyak kesamaan, termasuk hobi dan minat akan ke sesuatu. Mereka tergabung dalam satu komunitas motor King. Terhubung dengan beberapa kawan yang memiliki kendaraan dua tak, menjadikan keduanya memiliki relasi di beberapa daerah.

Hari-hari keduanya menjadi driver. Setiap pagi kala mentari menyapa semesta, kadang satu atau bersama-sama keduanya sudah stand by di kantor. Selain menunggu instruksi, keduanya sudah tahu hendak mengerjakan apa ketika sudah masuk jam kerja. Ada yang berkendaraan sendiri ketika membawa logistik ke lokasi, tapi sering pula berdua. Hubungan keduanya cukup egaliter. Tidak ada yang merasa lebih tinggi dari yang lain.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Sebut saja nama keduanya Dien Syahdin dan Wawan Darmawansyah. Dua sahabat yang menyulam kisah bersama dalam satu profesi, yakni menjadi driver. Sebelum bekerja bersama, Dien dan Wawan demikian nama sapaannya, sudah lama melintang di beberapa pekerjaan. Walau berbeda tempat kerja, tapi mereka sudah bersahabat baik sejak lama. Dan saat ini mereka sudah bekerja di tempat yang sama, malah hubungan keduanya semakin tambah akrab.

Dokpri. Didn't 
Dokpri. Didn't 
Dien sendiri bisa disebut lebih senior dari Wawan. Umurnya sudah 24 tahun. Ia pernah menempuh perguruan tinggi di pulau seribu masjid, Lombok. Sejak berpijak di kampung halamannya, Dien belum memutuskan untuk memilih tambatan hati sebagai pendamping hidupnya. Dien masih memilih nyaman dengan status bujangnya, sembari mengakumulasi pengalaman, dengan harapan kelak bisa lebih matang kala menaklukan hari.

Hidup baginya adalah perjuangan. Berjuang membahagiakan kedua orang tuanya. Berjuang agar hidup bisa menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Baginya menerjunkan diri pada beragam pekerjaan  adalah bagian dari upaya agar mampu mengambil makna dalam setiap inci kehidupan yang dijalani setiap saat.

Dokpri. Wawan
Dokpri. Wawan
Sementara Wawan, adalah pemuda pekerja keras. Memiliki dedikasi yang selalu patut dibanggakan oleh atasannya. Selain hobi motor, dirinya berupaya mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Sama seperti yang ingin diwujudkan sejawatnya. Dia tidak pernah mengeluh apa lagi mengalah pada pilihan pekerjaan  yang sedang digelutinya.

Wawan merupakan sosok pemuda yang mungkin perkecualian. Ketika pemuda lain sibuk gonta-ganti pujaan hati, mempostingnya di beranda media sosialnya. Bahkan tidak sedikit pemuda seusianya merengek minta uang jajan, dan jika tidak diberikan orang tuanya lalu marah-marah hingga membawa lari anak perempuan orang. Keluarganya menanggung aib dari kelakuannya. Bahkan yang lain, membuat marah orang tuanya karena menggunakan barang-barang terlarang.

Tapi Wawan sejauh ini tidak masuk dalam radar kehidupan seperti itu. Dia lebih menyalurkan hobinya pada hal-hal yang positif sembari mengasah kemampuan dalam meningkatkan potensinya. Dan kini, pekerjaan yang dijalaninya membuatnya merasa lebih hidup. Karena setiap tetes keringat dinilainya sebagai bagian dari perjuangan dan rasa syukur yang selalu dilangitkan.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Baik Dien maupun Wawan memiliki kesamaan yang menonjol karena masih nyaman dengan status jomblonya. Entah apa yang ada di pikiran keduanya kenapa belum memiliki niat untuk naik di atas pelaminan. Tampaknya harus ada perempuan dengan rayuan yang menggoda agar hatinya luluh dan menyulam cinta hingga ke dasar samudra. Atau jangan-jangan keduanya sedang memendam rasa pada perempuan yang diinginkannya, lalu tiba-tiba mengabarkan kepada khalayak ramai bahwa dalam waktu dekat mereka akan melamar gadis pujaannya.

Entah lah, hanya keduanya yang bisa menjawabnya. Hanya harapan yang bisa diwartakan, semoga keduanya mendapat perempuan yang baik hati, rajin menabung dan tidak sombong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun