Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sisi Lain Rumah Sakit Umum Dompu

19 Oktober 2021   12:04 Diperbarui: 19 Oktober 2021   12:08 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Rumah Sakit Umum Dompu

Semenjak pagi saya sudah di rumah sakit umum Dompu, Senin 18 Oktober 2021. Matahari baru mekar di ujung timur. Panasnya tidak seberapa menyengat. Kata seorang kawan, panasnya adalah vitamin bagi tubuh. 

Tapi saya tidak seberapa lama di sapu mentari. Hanya beberapa saat sebelum benar-benar menginjakkan kaki di pelataran rumah sakit yang nan megah di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini.

Suana tampak sepi. Di pintu masuk security sudah terlihat berjaga-jaga. Beberapa motor di parkiran memadati areal selatan. Saya sengaja sepagi ini datang lebih awal. 

Menjenguk seorang kawan yang terbaring karena sakit. Di lorong-lorong gedung beberapa cleaning service sedang sibuk membersihkan. Mereka menyapu. Mengepel.

Seorang security meminta saya untuk berjalan di pinggir. Saya patuhi. Mengikuti arahannya. Namun di ujung lorong saya sempat diteriaki seorang cleaning service hanya karena sempat menginjak lantai yang sempat di bersihkannya. 

Saya merasa bersalah. Tapi saya tetap berlalu. Beranjak meninggalkan amarah yang ditumpahkan oleh seorang cleaning service. Saya tak cukup waktu mengucapkan maaf. Tapi dalam hati saya berlalu dengan perasaan bersalah.

Pekerjaan menjadi cleaning service adalah profesi mulia. Mereka membersihkan lalu memastikan semuanya beres dan sedap di pandang. Kadang mereka di pandang remeh. Tidak sedikit pula di rendahkan. Sementara mereka bersimbah peluh demi dapur tetap mengepul.

Hari ini saya merasa bersalah. Ego telah menundukkan perasaan untuk tidak menghormati cleaning service. Pada mereka saya mengucapkan maaf. Maaf atas kekhilafan. 

Kesalahan. Mudah-mudahan maaf ini bisa menyiram perasaan bersalah yang menggelayut di hati. Mereka serupa pahlawan untuk membuat semua orang merasa nyaman. 

Bagi mereka kebersihan bukan sekedar bagian dari iman yang selalu didengungkan di atas mimbar-mimbar. Bukan pula pencerahan guru terhadap puluhan murid-muridnya.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Kebersihan bukan sekedar tanggung jawab yang harus ditunaikan. Bukan pula karena beban kerja yang harus dituntaskan. Tapi kebersihan adalah keniscayaan. Melakukannya adalah ibadah kepada pemilik semesta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun