Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saatnya Mengambil Bagian, Menjaga dan Merawat Keindahan Pantai Ngampa

11 Juli 2021   13:20 Diperbarui: 11 Juli 2021   13:24 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Memungut sampah di Pantai Ngampa, 

SETELAH terang tanah. Sapuan mentari di ufuk timur telah menyapa semesta. Kuda besi yang saya kendarai melaju pelan. Kali ini saya menuju pantai Ngampa. Pantai yang viral belakangan ini telah menyedot perhatian pecinta wisata pantai. Ini bukan kali pertama saya menyambangi pantai yang berada di bibir teluk Cempi, Desa Cempi Jaya, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB ini.

Sebelum bertandang, saya menyempatkan waktu memantau di Facebook. Di sana terpajang banyak foto pengunjung yang menikmati desiran angin laut dan keramaian malam minggu di pantai Ngampa. Beragam narasi dengan foto yang disandingkan di lini masa media sosial. Tidak satu orang, ada beberapa orang yang mengabarkan ke dunia maya tentang ramainya pantai Ngampa. Bahkan beberapa di antaranya melakukan camping bersama keluarganya. Ooh.. Sungguh asyiknya.

Dokpri. Pantai Ngampa 
Dokpri. Pantai Ngampa 
Pagi ini, Minggu, 11 Juli 2021, saya ingin melihat langsung sisa keramaian tadi malam. Saya tidak sempat bertandang malamnya karena kantuk terlalu berat menghujam. Jadilah saya mendekam bersama sepinya malam di rumah. Merajuk mimpi dengan bantal yang empuk. Saya hanya membayangkan dari rumah hingar-bingar pantai Ngampa di malam minggu. Tapi untuk menikmati indahnya pantai Ngampa tetap terus dilangitkan. Karena esok masih menyisakan sejumut harapan.

Sengatan matahari masih bersahabat. Dari kejauhan terlihat sampan nelayan mendayung pelan. Beberapa ditambatkan di bibir pantai di utara desa Jala. Jalan lihat sepi. Hanya sesekali saya berpapasan dengan kendaraan lain. Itu pun warga yang membawa jualan atau mereka yang baru pulang dari ladangnya.

Di jalan masuk pantai, roda motor saya sempat tertahan karena empuknya pasir. Dengan sekuat tenaga, saya dorong sambil menarik gas motor. Setelah berhasil, saya kembali melajukan kendaraan dengan melewati jalan bebatuan. Dari kejauhan, terlihat kafe mini dengan kendaraan yang terparkir di sekitarnya.

Dokpri. Sampah di Gazebo
Dokpri. Sampah di Gazebo
Dokpri. Sampah di jalan
Dokpri. Sampah di jalan
Saya sengaja kelolosan melewati Kaffe untuk melihat pemandangan di ujung jalan. Tiba-tiba mata saya terperangah dengan onggokan sampah yang berserakan dimana-mana. Tidak hanya di pantai, di jalan terlebih di gazebo di penuhi dengan sampah plastik dan sisa makanan ringan.

Saya tidak terburu-buru menjustifikasi siapa dalang dari keberadaan sampah ini. Saya hanya menduga dan mensinyalir saja, bisa jadi keramaian tadi malam meninggalkan sampah-sampah ini. Entahlah. 

Saya tidak ingin mengambil posisi menyalahkan siapapun. Yang terpenting saat ini harus ada tindakan kongkrit dari semua pihak untuk melerai masalah sampah di Pantai Ngampa. Salah satu solusi yang bisa ditawarkan saat ini adalah tersedianya tempat sampah di tempat tertentu di bibir pantai.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Melihat sampah ini, saya memotret beberapa. Ini sebagai dokumentasi pribadi saja. Tidak lama kemudian, lalu saya menuju Kaffe, dimana puluhan orang sedang melakukan senam di atas hamparan pasir putih. Beberapa yang lain ada yang duduk sambil berbincang sembari menikmati panorama pantai Ngampa yang eksotik.

Di samping Kaffe, saya duduk bersama dengan teman yang sudah saya kenal. Saya melepas pandang. Di hamparan pasir putih, terlihat onggokan sampah plastik dan bungkusan rokok di beberapa titik. Onggokan sampah ini sedikit kurang sedap di pandang. Pasir putih ternodai dengan keberadaan sampah yang berhamburan dimana-mana.

Tak lama berselang seorang kepala dusun datang dan ikut nimbrung. Kami ngobrol tentang destinasi wisata Ngampa yang sedang menjadi perbincangan warga media maya. Kami menukar ide, lalu menyulam harapan demi pengembangan pantai Ngampa ke depan. Pentingnya sinergitas semua elemen untuk menjaga, merawat lalu berlomba-lomba untuk memoles pantai Ngampa agar tetap menarik banyak pengunjung.

Dokpri. Pantai Ngampa
Dokpri. Pantai Ngampa
Salah satu yang kami soroti dalam obrolan ini adalah ketersedian tong sampah yang belum terlihat di sepanjang bibir pantai. Pasalnya, pariwisata tidak jauh dengan masalah sampah. Maka diperlukan konsep dan tindakan kongkrit agar sampah ini tidak menjadi masalah di kemudian hari. Tidak hanya diperlukan kesadaran pengunjung, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah konsep yang jelas dan terarah dari pengelolah pantai ini.

Setelah berbincang, kami mengambil langkah pertama dengan mengajak beberapa pengunjung untuk sama-sama memungut sampah yang berserakan di pantai. 

Semua bergerak ke segala arah, memungut, mengumpulkan lalu kemudian memasukannya  ke dalam karung. Kemudian saya bersama kepala dusun membawa karung yang berisi sampah, dan menyimpannya di samping gazebo.

Dokpri. Memungut sampah
Dokpri. Memungut sampah
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Memang tindakan pertama itu sangat penting dilakukan. Sebab tidak harus menunggu pihak lain untuk berbuat. Karena bisa jadi dengan tindakan segelintir orang akan memberikan kesadaran pihak lain untuk ikut mengambil bagian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun