Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merasa Bangga dan Bahagia Ketika Berseragam Pramuka

18 September 2020   15:27 Diperbarui: 18 September 2020   15:33 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Pramuka SMAN 6 Mataram, 

SUATU hari, jauh sebelum Covid-19 merebak dan membunuh banyak orang dimana pun yang ditemuinya. Jalan Udayana Kota Mataram merupakan tempat car free day, di mana penghuni kota akan tumpah ruah di akhir pekan sepanjang jalan. 

Ketika itu, saya dengan sejumlah siswa diundang untuk menghadiri suatu acara mengenai obat di pinggir jalan Udayana dengan mengenakan seragam pramuka lengkap.

Karena tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal, saya pun hanya berjalan kaki untuk sampaikan di lokasi acara. Ketika itu, kala pagi masih di selimuti kabut menggelayut di sudut-sudut kota, terlihat orang-orang mulai berdatangan untuk meramaikan jalanan kota. 

Saya menyusuri jalanan di belakang masjid Islamic Center, lalu kemudian melintasi para pedagang di pasar Dasan Agung yang sejak subuh sudah bergumul dengan waktu. Dari arah kejauhan di dalam perjalanan, saya sudah bisa menyaksikan orang-orang berdatangan dari berbagai arah.

Dokpri. Pada saat terima hadiah
Dokpri. Pada saat terima hadiah
Car free day adalah waktu yang tepat bagi masyarakat kota untuk menghilangkan penat setelah sepekan berjibaku dengan segala rutinitas yang kadang melelahkan. Seperti namanya, car free day tidak ada kendaraan roda dua dan roda empat yang lalu lalang. 

Jalan Udayana memang dikhususkan bagi pejalan kaki dan bersepeda. Manusia menyemut, menikmati sapuan mentari menyapa semesta. Saya menyelipkan diri di banyak orang yang mulai memadati jalanan.

Sesampai di lokasi acara, saya masih melihat beberapa panitia terlihat sibuk. Acara belum di mulai. Sembari menunggu yang lain, saya sejenak berdiri sambil melepas pandang melihat sekitar. 

Ada beragam macam berpakaian orang memenuhi ruas jalan: ada yang bercadar sambil menggendong bayinya sambil ditemani sang suami, ada pula dua sejoli yang bergandengan tangan mengenakan kaos oblong seolah dunia milik berdua, namun ada pula perempuan yang tampilannya aduhai dengan celana ketat dan busung dada menggoda yang hanya dilapisi kain tipis yang samar-samar.

Untuk yang terakhir, saya tidak kuat untuk tidak menatapnya. Tapi saya memilih hanya sebentar, karena khawatir dicurigai memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sebagai laki-laki saya cukup tergoda ingin menatapnya lama-lama, mungkin karena iman saya dalam keadaan onfire,  saya pun bisa menepikannya. 

Begitu lah hidup di dunia perkotaan, seolah semua tidak ada yang tabu. Normal sosial telah jebol dihantam modernisasi, dimana setiap orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya, termasuk bagaimana cara berpakaian. Yang pasti tidak ada pihak manapun yang punya otoritas menegur dan melarang seseorang bagaimana cara berpakaian yang sopan di car free day. Seolah setiap orang menemukan panggung, dimana bebas mengekspresikan dirinya di hadapan khalayak ramai.

Dokpri
Dokpri
Sejenak saya termenung dan membayangkan tentang kehidupan gadis-gadis kampung yang nan jauh di sana. Dimana pengaruh modernisasi, mulai menggerogoti normal serta nilai kepatutan yang coba dipertahankan para tetua kampung. Gelombang modernisasi, kalau tidak ingin disebut westernisasi mulai mengikis segala sendi kehidupan masyarakat perkampungan. 

Kemajuan teknologi dan arus informasi yang begitu deras, telah menabrak batas-batas teritorial yang selama ini begitu kaku. Masyarakat telah terintegrasi oleh jaringan informasi yang sudah begitu canggih. Dan siapa pun akan tertinggal dalam banyak hal, bila mengambil sikap menolak dan skeptis terhadap perubahan yang terjadi.

"Asslamualaikum pak guru dari tadi ya?" Saya terhentak dari lamunan ketika seorang siswa menyapa saya tiba-tiba. Saya pun menjawab sekenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun