Mohon tunggu...
Supriyanto
Supriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Agama Buddha

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adakah Surga dan Neraka dalam Agama Buddha?

4 Mei 2023   06:54 Diperbarui: 4 Mei 2023   06:59 5042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama Buddha mempunyai pandangan yang berbeda dengan agama-agama lainnya mengenai konsep surga dan neraka. Menurut ajaran agama Buddha, surga dan neraka bukanlah tempat yang abadi atau kekal. Sebaliknya, agama Buddha mengajarkan bahwa konsep surga dan neraka merupakan bentuk dari siklus kelahiran dan reinkarnasi yang mengalir tanpa henti. Dalam agama Buddha, surga atau "Sukhavati" dan neraka atau "Naraka" merupakan salah satu dari enam alam keberadaan yang dapat dialami oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Namun, agama Buddha mengajarkan bahwa semua alam keberadaan termasuk surga dan neraka bersifat impermanen atau tidak kekal.

selain itu surga dan neraka merupakan kondisi batin yang berasal dari tindakan baik atau buruk yang dilakukan oleh manusia selama hidupnya. Menurut agama Buddha, surga dan neraka sebenarnya adalah keadaan batiniah (mental) yang dapat dialami manusia selama hidupnya. Surga di sini berarti mengalami kebahagiaan dan kedamaian batin karena perbuatan baik, sedangkan neraka berarti pengalaman penderitaan dan kegelisahan batin karena perbuatan buruk. artinya seseorang dapat merasakan kondisi neraka meski yang bersangkutan belum meninggal dunia atau merasakan kondisi surganya, apabila batinnya dipenuhi oleh perasaan bahagia dan damai. Berdasarkan ajaran agama Buddha, surga dan neraka merupakan keadaan batiniah yang dapat dialami manusia selama hidupnya berdasarkan perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya, dan bukan merupakan tempat yang kekal atau abadi setelah kematian. hal ini telah disampaikan Buddha dalam Dhammapada syair 17 dan 18 yang berbunyi demikian

Di dunia ini ia menderita.Di dunia sana ia menderita.Pelaku kejahatan menderita di kedua dunia itu.Ia meratap ketika berpikir,"Aku telah berbuat jahat,",dan ia akan lebih menderita lagi,ketika berada di alam sengsara

Di dunia ini ia bahagia.Di dunia sana ia berbahagia.Pelaku kebajikan,berbahagia di kedua dunia itu.Ia akan berbahagia ketika berpikir,"Aku telah berbuat bajik",dan ia akan lebih berbahagia lagi,ketika berada di alam bahagia.

Agama Buddha, tidak mengenal konsep surga dan neraka yang kekal abadi. Dalam buddhisme, konsep "surga" dan "neraka" lebih banyak berkaitan dengan konsep Samsara, yaitu konsep roda kehidupan yang mengacu pada konsep kelahiran berulang. Konsep ini menyatakan bahwa setiap individu akan terlahir kembali ke dunia fana, tergantung pada tindakan dan nilai-nilai yang mereka lakukan di dunia ini. Jadi, dalam agama Buddha, "surga" dan "neraka" tidak benar-benar berarti konsep tempat yang baik atau buruk. Ini lebih banyak tentang kehidupan yang berkesinambungan dan pembelajaran yang berkelanjutan.

Konsep surga dan neraka juga menjadi bagian dari buddhisme Mahayana. Di sini, surga dan neraka mengacu pada jenis kondisi yang dapat dicapai melalui jalan spiritual, yang lebih terfokus pada kesadaran dan pencapaian spiritual. Ini berbeda dengan konsep Samsara, yang lebih banyak tentang kehidupan yang berulang dan konsep reinkarnasi.

Kesimpulannya, dalam agama Buddha, konsep "surga" dan "neraka" tidak sama  sebagaimana yang ditemukan dalam agama lain. 

Jadi, dalam buddhisme, surga dan neraka lebih banyak berkaitan dengan konsep Samsara dan jenis kondisi batin yang dapat diatasi melalui jalan spiritual.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun