Mencari Teman untuk Diajak Makan Bebek Goreng di Restoran
Tidak mudah menemukan "teman sebaya" untuk diajak pergi makan bersama ketika usia sudah senja. Haji Suyono dilahirkan tanggal tujuh bulan tujuh tahun 1957 (itu yang saya ingat, semoga tidak salah). Itu berarti pada tahun 2025 usianya 68 tahun, ya?
Pada hari Sabtu (26/7/25) Haji Suyono mengajak saya (kelahiran tahun 1964), dan beberapa tetangga untuk pergi ke restoran. Semula Haji Suyono mengharapkan Haji Zainal Arifin, pengurus masjid Al Muhajirin Perumahan Penajam Indah Lestari Km 1,5 untuk ikut serta. Namun, tiba-tiba ketua pengurus masjid tersebut membatalkan diri. Alasannya, istri tercintanya sedang sakit.
Kemudian, Haji Suyono mencari teman "pengganti" untuk menggenapi jumlah penumpang dalam mobil. Namun, upayanya tidak berhasil. Tetangga depan rumahnya tidak bersedia ikut rombongan.
Akhirnya kami tetap berangkat meskipun hanya lima orang. Semula, Haji Suyono berencana menggunakan mobil yang terparkir di teras rumahnya. Namun, ada usulan, mobil Haji Hidayat yang dipakai sekaligus drivernya.
Selain Haji Hidayat, ada Pak Ramli dan Pak Baharuddin (semoga tidak salah nama) yang ikut serta dalam rombongan tersebut. Saya juga, lho!
Senang Ikut Terpilih Menemani Makan
Judul acaranya memang makan bebek goreng. Haji Suyono tidak mengatakan bahwa makan bebek goreng itu sebagai acara syukuran ulang tahunnya karena sudah melewati angka 68. Ia hanya mengatakan, "Saya masih punya uang!"
Empat tetangga (teman) Haji Suyono itu (termasuk saya) adalah para jamaah masjid dan termasuk orang yang "pendiam" (hm...hm.. memuji diri sendiri nih...). Artinya kami berempat bukanlah jamaah masjid yang suka usil atau suka protes pada hal-hal yang tidak penting. Untuk hal yang penting, kami tetap membuat usulan, lho!
Kalau dipikir-pikir, jumlah jamaah masjid cukup banyak dan kami berempat yang terpilih untuk menemani makan di restoran yang berjarak lebih dari tiga puluh kilometer dari perumahan kami. Apa, ya pertimbangan Haji Suyono memilih kami?