Makanan bebek goreng dipilih karena termasuk jarang dijual di rumah makan atau restoran di wilayah Penajam. Selain itu, restoran di wilayah Labangka, Kecamatan Babulu dipilih karena sudah cukup dikenal. Artinya, tekstur daging bebek empuk.
Jumlah pelayan restoran yang lapang itu cukup banyak. Begitu kami duduk langsung disodori daftar menu makanan. Haji Suyono langsung memilih menu andalan (menu baru), yaitu Bebek Putri Jawa. Dalam tampilan gambar, ada beberapa cabai utuh di atas piring mengelilingi bebek goreng. Ada pula bawang putih goreng utuh. Harga satu porsi lebih mahal sepuluh ribu rupiah dibandingkan menu bebek goreng biasa.
Model wastafel mirip di hotel yang pernah saya kunjungi di Kota Balikpapan dan kota besar yang lain. Di sebelah wastafel, ada tempat tisu dan pengering tangan. Saya pun tidak canggung untuk melakukan aktivitas mengeringkan tangan setelah mencuci kedua telapak tangan.
Selain memesan bebek goreng dan minuman sesuai selera, saya memesan satu porsi tempe goreng. Saat membaca dalam buku menu makanan harga satu porsi (satu piring) tempe goreng adalah Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah). Â
Ketika hidangan disajikan di atas meja, kami segera menyantap dengan penuh semangat. Rupanya Haji Suyono memesan porsi plus. Artinya, selain memesan menu baru (Bebek Putri Jawa), ada dipesan pula satu porsi bebek goreng biasa seperti yang saya pesan.