Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mencari Teman untuk Diajak Makan Bebek Goreng di Restoran

27 Juli 2025   09:37 Diperbarui: 27 Juli 2025   09:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebek goreng satu porsi Rp 65.000 (dokpri)

Makanan bebek goreng dipilih karena termasuk jarang dijual di rumah makan atau restoran di wilayah Penajam. Selain itu, restoran di wilayah Labangka, Kecamatan Babulu dipilih karena sudah cukup dikenal. Artinya, tekstur daging bebek empuk.

Berswafoto di depan restoran (dokpri)
Berswafoto di depan restoran (dokpri)
Lokasi jauh bukan masalah. Selera lidah lebih penting. Setelah Haji Hidayat memarkirkan mobilnya, kami segera menikmati suasana yang begitu lapang di halaman parkir. Aksi berswafoto tidak ketinggalan saya lakukan.

Jumlah pelayan restoran yang lapang itu cukup banyak. Begitu kami duduk langsung disodori daftar menu makanan. Haji Suyono langsung memilih menu andalan (menu baru), yaitu Bebek Putri Jawa. Dalam tampilan gambar, ada beberapa cabai utuh di atas piring mengelilingi bebek goreng. Ada pula bawang putih goreng utuh. Harga satu porsi lebih mahal sepuluh ribu rupiah dibandingkan menu bebek goreng biasa.

Bebek Putri Jawa satu porsi Rp 75.000 (dokpri)
Bebek Putri Jawa satu porsi Rp 75.000 (dokpri)
Setelah masing-masing memesan sesuai keinginan, waktu menunggu pun menjadi saat yang santai untuk mengobrol banyak hal. Saya duduk di antara Pak Ramli dan Pak Baharuddin. Sementara itu, Haji Suyono duduk di seberang meja kami bertiga. Haji Hidayat duduk di sebelah Haji Suyono.

Haji Suyono dan pelayan restoran (dokpri)
Haji Suyono dan pelayan restoran (dokpri)
Untuk minuman, saya memesan teh manis hangat. Pak Ramli juga memesan minuman yang sama. Sementara itu, Haji Suyono cukup minum air mineral dalam kemasan botol.

Sambil menunggu hidangan, berswafoto dulu (dokpri)
Sambil menunggu hidangan, berswafoto dulu (dokpri)
Sebelum hidangan disajikan di atas meja, Pak Ramli lebih dahulu pergi ke tempat mencuci tangan. Saya pun mengikuti jejaknya. Kebetulan lokasi tempat cuci tangan (wastafel) tidak terlalu jauh dari tempat duduk kami.

Wastafel yang mirip di hotel (dokpri)
Wastafel yang mirip di hotel (dokpri)

Model wastafel mirip di hotel yang pernah saya kunjungi di Kota Balikpapan dan kota besar yang lain. Di sebelah wastafel, ada tempat tisu dan pengering tangan. Saya pun tidak canggung untuk melakukan aktivitas mengeringkan tangan setelah mencuci kedua telapak tangan.

Tempe goreng Rp 25.000 (dokpri)
Tempe goreng Rp 25.000 (dokpri)

Selain memesan bebek goreng dan minuman sesuai selera, saya memesan satu porsi tempe goreng. Saat membaca dalam buku menu makanan harga satu porsi (satu piring) tempe goreng adalah Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah).  

Ketika hidangan disajikan di atas meja, kami segera menyantap dengan penuh semangat. Rupanya Haji Suyono memesan porsi plus. Artinya, selain memesan menu baru (Bebek Putri Jawa), ada dipesan pula satu porsi bebek goreng biasa seperti yang saya pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun