Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Tertipu Dunia yang Hanyalah Permainan

21 September 2020   20:02 Diperbarui: 22 September 2020   04:01 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, dalam melakukan tugas  karena asyik alias enak, kita sering lupa waktu, lupa makan, lupa minum, lupa shalat, lupa zikir kepada Allah. 

Dunia bukan tujuan utama kita

Kalau kita mau melihat lebih jauh kehidupan dunia ini, dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih,  kita akan mendapati sebuah kenyataan bahwa kehidupan yang kita jalani ini bukanlah tujuan utama kita. 

Semua yang kita jalani di kehidupan dunia hanya sebuah langkah awal menuju kehidupan abadi yang sesungguhnya di akhirat nanti. Dengan kata lain, dunia ini hanyalah persinggahan sementara untuk menuju terminal akhir yakni kampung akhirat.

Kita mesti mengambil pelajaran kepada orang-orang terdahulu. Orang kaya mati, orang miskin mati, raja-raja mati, rakyat jelata mati. Ketika mereka mati semua akan ditinggalkan-harta, pangkat, leluarga, gelar dsb. Tidak ada yang dibawa. Sedihnya semua itu aka  diminta pertanggung-jawabkan.

Pesan Nabi

Suatu waktu Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa "Dunia ini adalah ladang untuk kehidupan akhirat. Jika kita menanam benih-benih keburukan, maka kelak kita akan memanen penderitaan dan kesengsaraan. Tetapi jika kita menanam benih-benih kebaikan, maka kelak kita akan menuai kesuksesan dan kebahagiaan". 

Oleh karen itu maka kita semua perlu hati-hati. Kenapa? Karena uraian sebelumnya sudah memberikan bukti bahwa dunia hanyalah permainan dan gurauan belaka. 

Boleh-boleh saja

Boleh-boleh saja kita mencari harta, kedudukan yang tinggi, jabatan yang tinggi tetapi itu bukan tujuan. Tujuan kita adalah mempersiapkan  perjalanan ke kampung akhirat yang kekal dan abadi. Sejak sekarang mumpung masih ada waktu mari kita bertaubat setiap hari dengan menyesali banyaknya dosa-dosa kita pada masa lalu. 

Kita jangan lagi melakukan tipu daya kepada orang lain, jangan juga menyakiti orang lain. Karena menyakiti satu orang manusia pada hakekatnya sama dengan menyakiti seluruh manusia. Jangan kita menzalimi orang lain karema berarti kita menzalimi diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun