Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Seru di Balik Layar Ujian Online

23 Agustus 2020   17:20 Diperbarui: 24 Agustus 2020   01:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Setiap tahun saya kebagian membimbing dan menguji mahasiswa magister di dua PT di kota kami. Tahun-tahun sebelumnya semua berjalan tanpa cerita yang seru. Ada si ada cerita yang indah dikenang tetapi tidak begitu seru dibanding dua tahun terakhir. Tulisan ini tidak untuk menghakimi atau mem-"bully" siapa-siapa tetapi murni untuk hiburan dan mensyukuri kejadian itu.

Saya memarahi mahasiswa

Biasalah, hubungan dosen dan mahasiswa walau akrab dan berjalan lancar tetapi adakalanya tanpa sengaja mahasiswa berbuat salah yang tanpa sengaja atau tidak sengaja. Tugas bimbingan yang saya berikan dia "submit" tetapi jauh dari saya inginkan. Sementara waktu sudah mepet karena yang bersangkutan harus menyiapkan tesis dan ujian kompre. 

Saya mencoba menahan emosi untuk tidak marah kepada mahasiswa. Tetapi dasar manusia biasa, saya panggil mhs ybs dan mulai memberikan arahan plus ancaman.

Perhatikan kamu ya fulana. Ini begini, ini begitu. Ini dibuat begono. dst. Kalau kurang ngerti kamu lihat tesis sianu. Besok jika kamu gagal melakukan apa yang saya arahkan maka saya minta kamu ganti saya sebagai pembimbing. 

Pada hari yang dijanjikan dia datang dengan tesis yang sudah siap. Caranya menyajikan tulisan bagus sekali. Saya tercengang. Dia berlaku sopan dan sikapnya menunjukkan intelektual yang bagus.

Waktu ujian dia pakai ppt yg bagus, logiknya, bahasannya bagus. Dan itu dipuji oleh penguji lain. Alhamdulillah dia memperoleh nilai yang bagus dengan "minor correction".  

Saya menjadi kikuk menghadapi mahasiswa yang "sempat" saya marahi tersebut. Selanjutnya setelah wisuda dia datang dengan gembira dan mengucapkan banyak terima kasih karena dia jadi orang yang terbangun dan terlahir kembali setelah "dimarahi" itu..hehe.

Menyerah sebelum perang

Yang di atas itu tahun lalu. Tahun ini ada dua mahasiswa lagi yang bikin ulah. hehe. Yang pertama membawa draft tesis. Lalu saya coret semua dari tengah sampai ke ujung. Dia tidak marah. Tapi saya ajari dengan kecepatan kilat. Orangnya tidak marah tidak juga terkejut. Mungkin jantungnya terbuat dari karet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun