Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... profesional -

Sejak 2007 terus menerus mengembangkan sistem pendidikan dan pengajaran menggunakan ICT terpadu (weblog), rumah panen hujan serta model pengelolaan limbah domestik dengan teknologi rawa buatan. Saat ini anggota partai mengajak ke syurganya Allah, pensyarah dan peneliti; Ketua Lembaga Penelitian Universitas Palembang

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sumatera Selatan Sudah Wajar Ada Jalan Tol

2 Februari 2015   14:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:58 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14228511171208681436

[caption id="attachment_394479" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

Sebagai pulau pertama terbesar di Indonesia bagian barat, Pulau Sumatera telah mengemban kewajibannya untuk menyumbang devisa yang sangat besar kepada republik tercinta bernama Indonesia. Apa yang telah disumbangkan pulau ini kepada negara kita? Banyak sekali. Kalau kita berbicara sumber daya alam, sebut saja semua sumber daya alam yang ada di bumi tentu ada di Sumatera, mulai dari sumber daya alam fosil - minyak, gas, batu bara, tambang emas, perak, timah dll. Demikian juga dengan sumber daya alam terbarukan - hutan, ikan, udang dll. keberadaannya melimpah di sini.

Mengapa Sumatera perlu jalan tol? Mengapa pusat belum memandang penting pulau ini? Itulah pertanyaan yang sering saya hadapi dan temukan sebagai bentuk keluhan warga di pulau ini lebih-lebih rakyat dari Sumatera Selatan tepatnya Palembang, di mana penulis bermukim.

Sumatera saat ini dihuni oleh hampir sekitar 50 juta manusia Indonesia, suatu jumlah yang tidak sedikit. Dari jumlah itu ada sekitar 20 juta jiwa bermukim di Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Babel. Apa makna dari angka-angka ini? Salah satu makna dari angka-angka ini adalah bahwa jumlah penduduk yang besar itu memerlukan infrastruktur yang memadai. Apa infrastruktur di wilayah ini sudah memadai?

Sungguh sangat memprihatinkan? Pulau Sumatera yang mempunyai panjangnya sekitar 2000 km lebih ini sudah tidak pantas lagi jika tidak ada highway (jalan tol) sebagai prasarana angkutan. Mengapa? Karena jalan negara yang ada hanya 2 line - pulang dan pergi, mulai dari Lampung sampai ke Banda Aceh. Yang mengherankan adalah mengapa negara tidak pernah ada rasa bersalah karena telah menandai jalan-jalan penghubung antarprovinsi sebagai jalan negara tetapi kualitasnya masih jauh dibandingkan dengan jalan kampung di beberapa provinsi, apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Kenapa disebut jalan negara jika negara tidak serius menangani pengelolaannya. Jika memang dikelola kan mestinya secara berkala harus ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan jalan itu. Saya yakin semua jalan negara di republik ini memang tidak dikelola dengan baik. Buktinya? Jalan-jalan negara di Sumatera Selatan yang panjangnya hampir 1.000 km (baca: lintas timur, lintas tengah dan lintas barat) jauh dari berkualitas sama sekali. Untuk menempuh ruas jalan Palembang-Indralaya Ogan Ilir tidak jarang perlu waktu 11 jam, pada hal jarak tempuhnya hanya 35 km. Jika jalannya kecil penuh dengan lubang-lubang maka jembatannya lebih memprihatinkan lagi - kecil dan sudah tidak layak lagi.

Jalan Negara Palembang-Indralaya-Lampung Terburuk

Ketika mendaftarkan diri sebagai calon Rektor Unsri tahun 2008-2012, saya dan tim mendapati bahwa setiap tahunnya sivitas akademika Universitas Sriwijaya harus mengeluarkan dana triliunan rupiah hanya untuk pembiayaan di jalan raya antara ruas jalan Palembang-Indralaya. Angka itu sebagai dana untuk pembiayaan bahan bakar, suku cadang kendaraan, dan biaya-biaya lain seperti pembiayaan kecelakaan karena jalan ini selalu macet dan sering terjadi kecelakaan. Beban ruang jalan ini harus melewatkan 24.000 mahasiswa dan dosen setiap harinya.

Ketika memasuki satu bulan setelah Pak Jokowi dari presiden RI, terdengar berita bahwa rencana pembangunan jembatan Selatan Sunda dibatalkan oleh RI-1. Kami dari Pulau Sumatera sebenarnya sangat kecewa. Tetapi sebagai orang biasa kami menerima saja. Namun beberapa waktu yang lalu kami rakyat Sumatera Selatan seperti disambar petir ketika pusat memberi tahu kami rakyat Sumsel bahwa jalan tol Palembang-Indralaya di-pending pembangunannya.

Kenapa kami merasakan seperti disambar petir? Itu disebabkan karena perhatian pusat sangat kecil kepada masyarakat Sumsel. Sejak lama kami merasakan bahwa Sumsel telah banyak menyumbang devisa kepada pusat melalui PUSRI, Pertamina, PT Bukit Asam, PT Semen Baturaja, PTPN, dan banyak lagi. Rencana pembangunan jalan Tol Palembang-Indralaya sudah berulang kali dijanjikan akan didanai pusat tetapi selalu tidak jadi. Perhatikanlah wahai pusat bagaimana kondisi jalan-jalan di provinsi kami. Sempit dan tidak bermutu.

Jika Anda pergi dari Lampung ke Riau, maka pastikan Anda akan dengan mudah untuk mengetahui apakah Anda sudah melalui jalan-jalan di Sumatera Selatan. Caranya adalah Anda tidur sewaktu di wilayah Lampung. Jika Anda sudah melewati perbatasan Sumatera Selatan pasti Anda akan terbangun. Mengapa? Karena kondisi jalannya sangat-sangat buruk. Demikian juga dengan kondisi jalan negara dari perbatasan Jambi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun