Bimillah,
Setiap tahun umat islam memperingati hari lahirnya nabi Muhammad saw. Seorang nabi yang hidupnya penuh dengan penderitaan. Ayahnya meninggal nabi masih dalam kandungan ibunya.Â
Ibunya meninggal setelah baru saja dia dikembalikan oleh ibu susunya. Nabi dan ibunya baru pulang dari ziarah kubur ayahnya.  Tulisan ini mencoba  mengenang derita seorang Muhammad saw, rasul Allah untuk umat akhir zaman.
Bergelar al-amin
Nabi  Muhammad sejak kecil berpindah dari satu pengasuh hingga pengasuh yang lain. Setelah dilahirkan dia disusukan pada wanita kampung yang miskin, Halimau tsusadiyah. Hanya dua tahun dalam ibunya, Muhammad kecil diasuh kakeknya Abdul Kutholib. Dengan kakeknya hanya beberapa tahun, nabi diasuh oleh pamannya hingga dewasa.Â
Sejak kecil, dia menjadi  orang kepercayaan di jazirah Arab. Jika ada perselisihan di tengah masyarakat Arab jahiliyah orang akan meminta kepada Muhammad untuk menengahi dan menyelesaikannya. Suatu waktu ada persoalan dalam meletakkan hajar Aswad karena kakbah mengalami keruntuhan, masyarakat Mekkah memibta Muhammad menengahi permasalahan tersebut. Berkah kepercayaan atau al amin nya nabi Muhammad maka persoalan itu diputuskan dengan mudah.
Berubah jadi majnun
Bertahun-tahun Muhammad kecil hingga dewasa  dijadikan panutan sampai sampai digelari al amin atau orang kepercayaan. Tetapi sejak dia memperoleh wahyu dari Allah sebagai penanda bahwa dia adalah seorang nabi dan rasul Allah maka gelarnya diubah menjadi "majnun" atau orang gila. Pada kesempatan lain gelarnya menjadi tukang sihir dll.
Sejak menerima wahyu nabi Muhammad saw dan pengikutnya mengalami penyiksaan demi penyiksaan. Yang terkenal adalah bilal bin Rabbah. Seorang budak yang masuk islam. Oleh tuannya disiksa ditengah padang pasir. Dipanaskan dibawah terik matahari. Bilal tidak bergeming. Â Dari mulutnya selalu keluar kata ahad ahad yang bearti Yang Maha Esa. Pengikut nabi yang disiksa hingga syahid yakni Sumayah. Sumayah ditombak kemaluannya.
Selama 3 tahun nabi dan pengikutmya diisolir dan tidak boleh berdagang kepada mereka. Maka nabi dan para sahabat mengalami kelaparan yang tak terperikan bahkan harus memakan sampah untuk mengganjal perut.