Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenangan Menangkap Ikan Pelus di Kampung Lubuk Langkap

15 Mei 2022   17:37 Diperbarui: 15 Mei 2022   19:20 3174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
umpanpancingku.blogspot.com

Bismillah,

Menangkap ikan pelus di kampung Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan tak mudah untuk dilupakan. Penulis sejak kecil adalah cucu seorang kakek yang bernama Merinsan yang suka menangkap pelus baik karena sedang berkarang di sungai atau memasang pancing, yang disebut taut. Tulisan ini menceritakan kenangan menangkap ikan bersama kakek atau memasang taut sendiri.

Pulang dari kota

Penulis merantau sejak tamat dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Tanjung Baru atau Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan melanjutkan sekolah ke kota. Setelah itu penulis melanjutkan ke SMAN 1 Bengkulu Selatan. Setelah itu penulis melanjutkan kuliah ke kota yakni Palembang Sumatera Selatan. Dari kampung penulis berjarak 500 km ke sebelah utara.

Pulang dari kota pagi-pagi penulis punya kebiasaan memancing ikan mungkus di sungai dekat kampung. Memancing ikan mungkung menggunakan pengait dan cermin. Tetapi tidak jarang penulis menggunakan jala. Sekali-sekali penulis memancing ikan di lubuk langkap. Sorenya jika belum bermalam di.kebun bersama kakek dan nenek, penulis memasang taut untuk menangkap pelus. Taut dipasang di sungai yang agak deras biasanya di hulu penyeberangan ke sawah ayah penulis yang dikenali dengan hulu penyeberangan Pak Sulaiman.

Menangkap pelus bersama kakek

Sangat sering penulis terlibat dalam proses menangkap ikan pelus atau sidat berasama kakek Merinsan di banyak tempat. Teringat dengan jelas penulis menemani kakek menangkap pelus besar di bawah batu di hulu mandian Lubuk Langkap, kemudian di batu besar hilir mandian bawah pohon kungkil Lubuk Langkap, kemudian di hulu penyeberangan pak Sukaiman, di hulu penyeberangan pak Muirana, di pemandian pak Nusir palak Aghahan, di banyak tempat di air Ndelengo dan banyak tenpat.

Pada keseluruhannya penulis dan kakek banyak terlibat dan penangkapan ikan pelus berbagai ukuran. Pelus yang sudah ditangkap diasap atau dimasak dengan asam peghapak, suatu tanaman penyedap untuk ikan amis seperti pelus. Semoga Allah mengampuni kakek, nenek dan ayah penulis di alam kubur aana.

Jayalah kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun