Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Ada Yang Lepas dari Perangkap Iblis

14 Mei 2022   05:34 Diperbarui: 14 Mei 2022   11:49 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Pagi ini imam kami yang hafis itu membaca ayat pada dua rekaat solat subuh yang ia pimpin tentang dialog antara Allah dan iblis. Allah memerintahkan seluruh makhluk ciptaanNya untuk sujud kepada nabi Adam. Semua patuh. Para malaikat semuanya. Semua ciptaan Allah yang lain sujud keqpada Adam..Tetapi iblis tidak mau.

Mengapa Iblis tidak mau sujud kepada Adam?

Menurut iblis dia tak mau sujud krpada Adam karena bahan bakunya lebih bagus atau lebih mulia dibanding Adam. Adam Allah ciptakan dari tanah sementara Iblis dari api. Iblis membangkang sesuai dengan nafsunya bukan pakai akal.  Iblis merasa lebih tidak pantas sujud kepada tanah.

Perangkap iblis

Setelah dimasukkan ke dalam golongan mereka yang dilaknati sampai hari kiamat maka iblis meminta sejumlah hal kepada Allah. Pertama, agar dia diberi keturunan yang sama jumlahnya dengan keturunan Adam. Kedua, agar umur merela ditangguhkan sampai hari kiamat. Berarti iblis dan anak cucunya tak ada kematian. Ketiga, agar iblis diberi kebebasan untuk mengajak anak cuvu Adam kepada golongan mereka alias ke neraka. Allah berjanji kepada Iblis akan memasukkan kelompok  mereka ke dalam neraka. Tetapi ada pengecualian yakni mereka yang ikhlas. Kelompok yang ikhlas karena Allah takkan masuk ke neraka.

Perangkap iblis

Hidup di dunia penuh jebakan iblis. Semua yang enak enak, semua yang asyik asyik, semua yang menyenangkan adalah perangkap iblis. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun